Tata Koordinat Horizon Serta Laporan Pengamatan Benda Langit

Gemboxin - Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit. Pada artikel ini kami bakal menyajikan artikel mengenai laporan benda langit. Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu buat mengetahui koordinat posisi bulan, bintang serta planet menggunakan teropong serta stellarium dengan metode tata koordinat horizon. Baik, buat enggak memperpanjang kata maka mari kita simak pembahasan lengkapnya berikut ini.

Baca Juga : Laporan : Desain Alat Ukur Detak Jantung Menggunakan Sensor Piezoelektrik Berbasis Mikrokontroler
Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit


JUDUL
PENGAMATAN BENDA LANGIT


A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Pengamatan
Adapun tujuan dari pengamatan ini yaitu buat mengetahui koordinat posisi bulan, bintang serta planet menggunakan teropong serta stellarium dengn metode tata koordinat horizon.

2. Waktu Pengamatan
Tanggal 3 – 4 Januari 2018 pukul 21.45 – 05.15 WITA

3. Tempat Pengamatan
Gomong Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

B. ALAT DAN BAHAN PENGAMATAN

Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah
  1. HP Android
  2. Kamera
  3. Lensa Ukuran K9 serta K20
  4. Satu Set Teropong Bintang ‘BOSMA’
  5. Sofware 3Dcompass
  6. Software Google Earth
  7. Software Protactor (Aplikasi Busur Drajat)
  8. Software Stellarium

C. TEORI TATA KOORDINAT HORIZON

Di dalam pengamatan bintang tentang posisi bintang yang bakal diamati. Pada saat bakal mengarahkan teropong kita harus mengetahui dimana letak benda langit yang bakal diamati itu, apalagi jika benda langit itu redup sehingga enggak nampak dengan mata telanjang. Benda langit yang terang sekalipun harus diketahui posisinya sebelum pengamatan, pada saat menyusun rencana pengamatan, agar benda langit dapat diamati pada saat yang tepat.

Untuk mengetahui posisi sebuah benda langit dapat digunakan beberapa macam tata koordinat yang semuanya adalah sistem koordinat bola tanpa memperhitungkan jarak dari pusat bola. Pada tata koordinat benda langit ada lingkaran lingkaran besar yaitu lingkaran lingkaran yang berpusat di pusat bola serta lingkaran lingkaran kecil yang pusatnya enggak pada pusat bola, semua sistem koordinat benda langit memiliki dua titik kutub. Semuanya menggunakan lingkaran serta bujur sebagai penentu posisi benda langit. Perbedaannya yaitu dalam titik-titik serta lingkaran-lingkaran acuan yang digunakan.

Lingkaran-lingkaran bujur semuanya adalah lingkaran besar. Kecuali satu lingkaran yang membagi bola menjadi dua sama besar, semua lingkaran lintang yang lain adalah lingkaran kecil. Lingkaran lintang makin kecil jika makin dekat dengan kutub bola. Jarak sudut lingkaran lintang terbesar ini yaitu sama dari kedua titik kutub yaitu 90°.

Gambar 1. Lingkaran Bujur serta Lingkaran Lintang

Salah satu cara menentukan posisi benda langit yaitu dengan cara menganalisis posisi benda langit menggunakan  tata koordinat horizon titik-titik kutub pada koordinat horizon yaitu titik zenith serta nadir. Titik zenith yaitu suatu titik khayal pada bola langit tepat horizon di atas kepala pengamat. Titik nadir yaitu kebalikan dari titik zenith , berada pada bola langit dibawah pengamat. Lingkaran lintang terbesar disebut lingkaran horizon yang adalah perpotongan antara perluasan bidang datar tempat pengamat berdiri atau sering disebut bidang horizon dengan bola langit.  Di daerah pegunungan memang agak sulit membayangkan lingkaran horizon ini , bakal tetapi jika kita berdiri di tepi pantai maka perpotongan antara kaki langit dengan permukaan laut dapat dipandang sebagai lingkaran horizon.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit
Gambar 2. Koordinat Horizon

Pada lingkaran horizon terdapat titik istimewa yang disebut dengan titik titik kardinal yaitu titik utara timur selatan serta barat titik bagaimana cara menentukan titik titik koordinat itu ? Untuk menentukan arah utara selatan dapat digunakan kompas. Jarum kompas menunjukkan kira-kira ke arah utara-selatan. Untuk mengetahui arah timur serta barat dapat dilihat arah matahari terbit serta terbenam meskipun enggak selalu tepat , tetapi cukup baik buat perkiraan pertama. apabila mau mengetahui titik timur serta barat dengan ketepatan yang tinggi lihatlah titik terbit serta terbenam matahari pada tanggal sekitar tanggal 21 maret atau 23 september.

Ada sebuah lingkaran vertikal yang istimewa yaitu meridian pengamat lingkaran ini yaitu lingkaran yang lewat titik utara zenith serta titik selatan. apabila langit dibagi dua sama besar menjadi belahan barat serta timur , lingkaran meridian inilah pemisahnya. Di lingkaran inilah semua bintang-bintang mencapai titik tertinggi atau kulminasi atas di dalam peredaran hariannya. Lingkaran meridian bagi dua pengamat yang berada di dua tempat pengamat berbeda tentu berbeda pula. Pengamat yang berada tepat di titik kutub utara atau kutub selatan bumi enggak dapat menentukan meridian. Disana semua bintang enggak pernah berubah tingginya sehingga enggak dapat ditentukan mana kulminasi atasnya.

Lintang , di dalam tata koordinat horizon disebut dengan istilah tinggi atau altitude yang didefinisikan sebagai jarak sudut benda langit dari lingkaran horizon. Dalam gambar 3 tinggi bintang yaitu busur *K*. Bujur diistilahkan dengan azimut , yang kalau bintang berada di sebelah barat meridian diukur dari titik utara ke arah barat hingga proyeksi benda langit pada lingkaran horizon , yaitu busur UBK atau sudut UZK pada gambar 2. apabila bintang berada di sebelah timur meridian , azimut diukur dari utara ke arah timur. Dengan demikian angka azimuth yaitu antara 0° sampai 180° ditambah dengan keterangan timur atau barat.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit
Gambar 3. Posisi benda langit berdasarkan koordinat Horoson

Koordinat horizon sangat bermanfaat saat kita berurusan dengan sarapan cahaya bintang oleh atmosfer. Lingkaran lintang yaitu tempat kedudukan benda langit yang mengalami serapan atmosfer yang sama. Semakin rendah posisi bintang, cahayanya menembus atmosfer yang makin tebal sebelum mencapai pengamat. Semakin banyak cahayanya yang diserap, sehingga tampak makin redup. apabila benda langit itu yaitu matahari, pada saat posisinya di atas kepala, tampak sangat terang, makin sore, posisi makin rendah cahayanya makin redup serta makin merah.

Cahaya dari bintang yang masuk ke atmosfer bumi selain mengalami serapan serta hamburan juga mengalami pembelokan atau refraksi bila bintang jauh dari zenith. Persoalan ini disebabkan karna atmosfer bumi yang lebih tinggi daripada angkasa luar sehingga kecepatan cahaya di atmosfer bumi lebih rendah atau dengan kata lain indeks bias atmosfer lebih tinggi daripada di luar angkasa serta arah datang sinar enggak tegak lurus permukaan bumi. Akibatnya bintang bakal nampak lebih perang jika enggak ada atmosfer.

D. PROSEDUR PENGAMATAN

Adapun prosedur pengamatan ini adalah:
  1. Disiapkan semua alat serta bahan yang diperlukan
  2. Dilakukan pengkalibrasian semua alat serta bahan yang digunakan (Seperti Software Protactor, 3Dcompass serta Stellarium).
  3. Dirakit teropong bintang yang bakal digunakan sehingga tampak seperti gambar dibawah ini
Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit
Gambar d.1. Teropong Bintang ‘BOSMA’
  1. Diarahkan teropong pada Bulan serta diatur lensa agar bulan dapat terlihat dengan jelas menggunkan skrup pemutar yang ada pada lensa.
  2. Setelah bulan terlihat dengan jelas, tahap selanjutnya yaitu mengukur sudut (Altitude) Bulan menggunkan sofware protactor serta dicatat hasilnya pada tabel pengamatan.
Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit
Gambar d.2. Sudut Altitude Bulan yang teramat pada jam 22.45 wita
  1. Setelah sudul altitude bulan di peroleh, selanjutnya diukur sudut azimut bulang menggunkan software 3Dcompass. Software 3Dcompass digunkaan dengan cara mengarahkan bagian atas HP ke posis bulan serta diperoleh sudut Azimut bulan yaitu NE590 Seperti yang tampak pada gambar d.3.
Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit
Gambar d.3. Sudut Azimut Bulan yang teramat pada jam 22.45 wita
  1. Dibuka aplikasi stellarium serta diatur waktu serta koordinat lokasi pengamatan (Koordinat lokasi pengamatan diperoleh dari aplikasi Google Earth).
  2. Selanjutnya, di searching Bulan pada aplikasi setellarium mengunakan icon search pada aplikasi setellarium.
  3. Setelah bulat ditemukan tahap selanjutnya yaitu membandingkan data hasil pengamatan menggunakan teropong serta stellarium. Pada setllarium diperoleh data sebagai berikut.
Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit
Gambar d.4. Hasil pengamatn bulan pada stellarium pada jam 22.45 wita.
  1. Kemudian dicatat semua data pengamatan kedalam tabel hasil pengamatan.
  2. Di ulangi tahap 2 – 10 buat pengamatan Bintang serta Planet.

E. HASIL PENGAMATAN

Berikut yaitu data hasil pengamatan bulan, bintang serta planet. Dalam pengamatan bintang yang di lakukan pada tanggal 3 januari 2018 jam 21.55 - 22.04 bintang yang kami amati yaitu rasi bintang Orion yaitu Betelgeuse yang teramati pada jam 22.00 serta tiga bintang yang diketahui dengan sabuk orion yaitu Mintaka, Alnilam serta Alnitak yang teramati pada jam 22.04. Arah pengamatan bintang saat itu yaitu menghadap ketimur serta sedikit condong ke utara. Berikut yaitu gambar hasil pengamatan bintang.

Tabel d.1 Gambar Hasil Pengamatan Bintang Betelgeuse menggunakan teropong serta stellarium.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Tabel d.2 Gambar Hasil Pengamatan Bintang Mintaka menggunakan teropong serta stellarium.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Tabel d.3 Gambar Hasil Pengamatan Bintang Alnilam menggunakan teropong serta stellarium.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Tabel d.4 Gambar Hasil Pengamatan Bintang Alnitak menggunakan teropong serta stellarium.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Selanjutnya pengamatan planet, pengamatan planet kami lakukan pada tanggal 4 januari 2018 jam 04.43 – 04.53 dini hari. Adapun planet yang tampak pada jam ini yaitu planet Jupiter serta bintang Zebenelgenubi yang berada pada rasi bintang libra. Berikut yaitu gambar hasil pengamatan planet Jupiter serta bintang Zebenelgenubi.

Tabel d.5 Gambar Hasil Pengamatan Planet Jupiter menggunakan teropong serta stellarium.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Tabel d.6 Gambar Hasil Pengamatan Bintang Betelgeuse menggunakan teropong serta stellarium.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Kemudian dari gambar diatas dapat diperoleh data posis bulan, bintang serta planet perdasarkan sudut altitude serta azimut.

Tabel d.7 Tabel hasil pengamatan bulan, bintang serta planet.

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

Baca Juga : Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Ldr Dan Aplikasinya Dalam Pengukuran Intensitas Cahaya

F. ANALISIS DATA

Berdasarkan data pada tabel d.7 maka diperoleh gambar posisi bintang menggunakan tata koordinat bintang sebagai berikut:

Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit

G. PEMBAHASAN

Pada pengamatan benda langit yang bertujuan buat mengetahui koordinat posisi bulan, bintang serta planet menggunakan teropong serta stellarium dengn metode tata koordinat horizon. Kita tahu kalau tata koordinat horizon adalah salah satu cara sederhana dalam menentukan posisi atau koordinat benda langit berdasarkan sudut azimut serta altitudenya. Pada pengamatan bintang yang kami amati yaitu bintang pada rasi orion yang terdiri dari bintang betelgeus, mintaka, alnilam serta alnitak.

Pada pengamatan yang pertama, yaitu pengamatan bintang Betelgeuse pada jam 22.00 diperoleh posis bintang berdasarkan pengamatan mengunakan teropong yaitu Azimut NE500 (500 dari utara ke timur) serta Altitude 640  sedangkan berdasarkan pengamatn stellarium diperoleh nilai Azimut 500 25’28’’ dari utara ketimur berdasarkan data gambar stellarum pada tabel d.1 serta Altitude 640 35’50’’. Bedasarkan kedua hasil pengamatan tersebut dapat dilihat kalau terdapat sedikit perbedaan hal ini disebabkan oleh waktu pada pengamatan stellarium selau berubah tiap detiknya.

Pengamatan selanjutnya yaitu pengamatan tiga bintang yang diketahui dengan sabuk orion. Berdasarkan hasil pengamatan menggunkaan  teropong diperoleh koordinat bintang Mintaka yaitu Azimut NE560 (560 dari utara ke timur) serta Altitude 73.60 sedangkan berdasarkan pengamatan stellarium diperoleh hasil azimut 560 35’06’’ serta altitude 740 29’46’’. Rasi sabuk orion yang kedua yaitu bintang alnilam serta diperoleh koordinat bintang Alnilam berdasarkan pengamatan teropong, yaitu azimut NE610 serta altitude 74.40 sedangkan data stellarium diperoleh azimut 610 23’28’’ serta altitude 740 07’45’’.

Rasi sabuk orion yang terakhir yaitu alnitak. Berdasarkan hasil pengamatan teropong diperoleh sudut azimut bintang NE650 serta altitude 72.80 sedangkan data stellarium diperoleh azimut bintang yaitu 650 04’17’’ serta altitude 730 48’06’’. Dari semua data koordinat bintang dapat dilihat kalau bintang alnilam lebih tinggi dari pada bintang mintaka sedangkan pada tabel d.2 serta d.3 posis bintang mintaka di atas serta bintang alnilam di tengah.

Persoalan ini terjadi karna sudut azimut bintang mintaka lebih kecil dari pada sudut azimut bintang alnilam serta bintang alnilam jaraknya lebih jauh (1976.71 tahun cahaya) dari pada bintang mintaka (916.17 tahun cahaya). Sehingga yang tampak dibumi adalah proyeksi cahaya dari bintang alnilam serta tampang posisinya lebih rendah dari pada bintang mintaka.

Pengamatan selanjutnya yaitu bulan pada jam 22.45, berdasarkan hasil pengamatan menggunakan teropong diperoleh kalau koordinat bulan berada pada sudut azimut NE590 serta altitude 36.30 sedangkan bedasarkan stellarium diperoleh sudut azimut bulan yaitu 590 08,33’’ serta altitude 360 01’02’’.

Pengamatan terakhir dilakukan pada jam 04.43 serta 04.53 dini hari. Pada jam ini planet yang tampak yaitu planet Jupiter serta bintang Zebenelgenubi posis azimut planet serta bintang ini yaitu sama sehingga tampak pada pengamatan keduanya berda pada garis lurus dimana bintang Zebenelgenubi posisinya lebih tinggi dari pada planet jupiter.

Brdasarkan pengamatan menggunakan teropong diperoleh kalau sudut azimut jupiter yaitu E1030 serta Altitude 36.70 sedangkan data stellarium diperoleh sudut azimut yaitu 1030 19’40’’ serta altitude 0 01’02’’. Kemudian posisi bintang zebenelgenubi bedasarkan pengamatan teropong yaitu azimut E1030 serta altitude 41.80 sedangkan bedasarkan stellarium diperoleh azimut 1030 34’08’’ serta altitude 400 31’34’’.

Berdasarkan keseluruhan hasil dapat dilihat kalau pengamatan menggunakan teropong cukup akuran buat menentukan sudut azimut serta altitude benda langit berdasarkan koordinat horizon. Persoalan ini adap dilihat dari kecilnya error pengamatan menggunakan teropong terhadap pengamatan menggunakan stellarium. Perbedaan ini diakibatkan oleh waktu pada stellarium terus berjalan serta benda langit terus berotasi serta berevolusi. Namun secara keseluruhan pengamatan ini berhasil.

Baca Juga : Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu

H. PENUTUP

1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan serta analisi data dapat disimpulakn kalau posis atau koordinat benda langit dapat di amati menggunakan teropong serta stellarium berdasarkan koordinat horizon diperoleh posis bintang pada tabel d.7.

DAFTAR PUSTAKA
Kunjaya, Chatief. 2006.  Menuju Olimpiade Astronomi Jilid 1. Bndung : ITB Press.

Itulah artikel tentang Tata Koordinat Horizon Dan Laporan Pengamatan Benda Langit. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat buat anda. Jangan lupa buat share serta follow blog kami agar kami dapat terus semangat dalam membuat artikel-artikel bermanfaat lainnya. Mungkin sampai di sini saja akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Belum ada Komentar untuk "Tata Koordinat Horizon Serta Laporan Pengamatan Benda Langit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel