Laporan Praktikum Kimia Dasar 2 - Analisis Kuantitatif Asidimetri Serta Alkalimetri
Kamis, 24 April 2014
Tambah Komentar
Laporan Praktikum Kimia Dasar 2 Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri - laporan ini bertujuan buat Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku primer asam oksalat serta Menentukan konsentrasi larutan HCl (larutan baku sekunder) dengan larutan NaOH. Laporan Praktikum Kimia Dasar ini juga bertujuan buat memberikan refferensi kepada para pembaca yang mengambil mata kuliah kimia dasar serta mengikuti Praktikum Kimia Dasar. Laporan Praktikum Kimia Dasar dengan judul "Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri" diharapkan dapat membantu pembaca dalam melaksanakan praktikum kimia dasar 2 serta diperoleh hasil yang memuaskan.
Baca Juga : Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Baca Juga : Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
ACARA IV
ANALISIS KUANTITATIF ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku primer asam oksalat.
b. Menentukan konsentrasi larutan HCl (larutan baku sekunder) dengan larutan NaOH.
2. Waktu Praktikum
Sabtu, 11 Mei ....
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika serta Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Titrasi alam bisa adalah contoh analisis volumetri, yaitu suatu cara yang menggunakan larutan yang disebut titran serta dilepaskan dari perangkat gelas yang sedikit buret. Titik titrasi dimana titran yang telah ditambahkan cukup buat bereaksi secara tepat dengan senyawa yang ditentukan disebut titik ekuvalen atau titik stoikiometri. Titik ini sering ditandai dengan perubahan warna senyawa rata disebut indikator. Syarat-syarat yang dibutuhkan agar titrasi yang dilakukan berhasil antara lain : konsentrasi titran perlu dikenal larutan seperti ini disebut larutan standar, reaksi yang tepat antara titran serta senyawa yang dianalisis perlu diketahui, titran stoikiometri atau titik ekuvalen perlu diketahui. Indikator yang memberikan perubahan warna (atau sangat dekat dengan titik ekuivalen) yang sering digunakan titik pada saat indikator berubah warna disebut titik akhir, volume titran yang dibutuhkan buat mencapai titik ekuivalen perlu dikenal setepat mungkin. Proses asam basa sering dipantau dengan penggambaran pH larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang ditambahkan. Gambar yang didapat tersebut disebut kurva pH atau kurva titrasi (sastrohamidjojo, 2005 : 271).
Baca Juga : Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Baca Juga : Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Kadang-kadang kita perlu mengetahui enggak cuma atau sekedar PH, bakal namun perlu kita ketahui juga beberapa banyak asam atau basa yang terdapat didalam sempel sebagai contoh, seorang ahli kimia lingkungan mempelajari satu danau dimana ikan-ikannya mati. Ia perlu mengetahui secara pasti seberapa banyak asam yang terkadang dalam satu sempel air danau tersebut. Tiitrasi menyertakan satu proses penambahan suatu larutan yang tersebut titran dari buret kesuatu Flask yang berisi sempel serta disebut analit. Berhasilnya titrasi asam basa kesuatu Flask tergantung pada seberapa akurat kita dapat mendeteksi titik stoikiometri pada titik tersebut, jumlah ml dari H3O+ serta OH- yang ditambahkan sebagai titran yaitu sama dengan jumlah mol dariOH- atau H3O+ yang terdapat dalam analit. Pada titik stoikiometri, larutan terdiri dari garam serta air larutan tersebut yaitu asam apabila ion asam yang didalamnya, serta basa yang terkandung didalamnya (Atkins, 1997:550).
Asidimetri serta Akalimetri termasuk reaksi netralisi yakni reaksi antara ion hidroksida yang berasal dari basa yang menghasilkan air bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Asidmetri adalah penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa. Senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya aikalimetri yaitu penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan nebggunkan baku basa buat menetapkan titik akhir pada proses nitralisasi ini digunakan indikator. Menurut W. ostwald, idikator yaitu suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda serta dapat saling berubah warna dari bentuk satu kebentuk yang lain, ada konsentrasi H+ tertentu atau pada pH tertentu (Saroso, 2009 : 90).
Misalkan kita mau menentukan molaritas dari suatu larutan Hcl yang enggak dikenal konsentrasinya. Kita bisa menentukan konsentrasi Hcl tersebut melalui suatu percobaan disebut titrasi, dimana kita menetralisir suatu asam dengan suatu basa yang telah dikenal konsentrasinya. Pada titrasi pertama-tama kita menempatkan suatu asam yang volumenya telah ditentukan kedalam suatu flask. Dan ditambahkan beberapa tetes indikator seperti penolfta lein kedalam larutan asam. Dalam larutan asam, penolfta lein enggak berwarna, kemudian buret diisi dengan NaoH ditambahkan keasam pada flask. Kita bisa mengetahui Jika netralisasi telah berlangsung saat fenolftalein dalam larutan berubah warna menjadi merah muda ini disebut titik akhir netralisasi. Dari volume yang ditambahkan serta molar NaOH kita dapat menentukan konsetrasi asam (Timberlake, 2004 : 354).
Dalam metode titrasi asam basa, larutan uji (larutan standar) ditambahkan sedikit demi sedikit (secara eksternal), biasanya dari dalam buret dalam bentuk larutan yang disebut konsetrasinya dikenal penambahan larutan standar ini diteruskan sampai telah dicapai kesetaraan secara kimia dengan larutan yang diuji. Untuk mengetahui kapan penambahan larutan itu perlu dihentukan, digunakan suatu zat yang biasanya berupa larutan, yang disebut larutan uji dilakukan larutan indikator ini menanggapi munculnya kelebihan larutan uji dengan perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau enggak dapat tepat pada titik kesetaraan (ekuivalensi). Titik dalam titrasi asam basa pada saat indicator berubah warna desebubut titik akhir tentu saja diinginkan agar titik akhir ini sedekat bisa menjadi ketitik kesetaraan. Dengan memilih indikator memilih indicator buat menghimpitkan kedua titik itu (atau mengoreksi selisih diantara keduanya) adalah salah satu aspek penting dari analisis titrasi asam basa. Umumnya larutan ini uji yaitu larutan standar elektrolit kuat, seperti natriun hidroksida serta asam klorida jadi, apabila larutan yang diuji bersifat basa maka digunakan larutan uji (larutan standar) asam, dalam hal ini asam klorida, begitu pula sebaliknya (Hamdani, 2010:1).
Baca Juga : Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Baca Juga : Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Dalam proses titrasi, preaksi ditambahkan secara bertetes-tetes kedalam analit, biasanya menggunakan buret preaksi yaitu larutan standar yang konsentrasinya telah dikenal dengan pasti dengan cara distandarisasi. Penambahan preaksi dilakukan terus menerus hingga tercapai ekuivelen antara preaksi serta analit, keadaan ini disebut titik ekuivalen. Agar dapat mengetahi kapan terjadinya ekuivalen antara preaksi serta analit, para kimiawan menambahkan zat kimia yang dinamakan indicator bakal membrikan tanggap berupa perubahan warna larutan, terbentuknya endapan, atau terbentunya senyawa kompleks bewarna saat terjadinya tanggap tersebut disebut titik akhir titrasi. Diharapkan indikator memberikan tanggap tetap pada saat terjadinya ekuivalen antara preaksi serta analiti, dengan kata lain diharapkan titik akhir titrasi terjadi sedekat bisa menjadi dengan titik ekuivalen. Namun pada kenyataan titik akhir titrasi selalu bergeser dari titik ekuivalen atau terjadi kesalahan indikator, kosentrasi indicator yang enggak sesuai serta karna kurang teleti dalam pengamatan (Soebiyanto.dkk)
Asidimetri serta alkalimetri menyertakan titrasi basa yang terbentuk kerena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri), serta titrasi asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang bersal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa standar (alkalimetri). Bersenyawa IoN hydrogen serta hidroksida buat membentuk air adalah akibat reaksi-reaksi tersebut (Hadiat, 2004:33).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
- Gelas ukur 50 mL
- Erlenmeyer 250 mL
- Buret 50 mL
- Corong
- Klem
- Tiang statif
- Pipet tetes
2. Bahan-bahan Praktikum
- Aquades
- Larutan NaOH
- Larutan HCl
- Larutan H2C2O4 (asam oksalat) 0,05 M
- Insikator pp (fenolftalein)
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Standarisasi (Penentuan Konsentrasi NaOH)
- Dibersihkan buret dengan larutan NaOH yang bakal dipakai, sebanyak 3 kali 5 mL, lalu diisi dengan larutan NaOH itu sampai 50 mL.
- Ke dalam labu titrasi diisikan 20 mL larutan baku asam oksalat yang telah dibuat.
- Ditambahkan 4 tetes indikator fenolftalein.
- Dicatat keadaan kolom dalam buret lalau ditetskan NaOH dari buret ke dalam larutan asam dengan hai-hati sampai terjadi perubahan warna, dari enggak berwarna menjadi merah muda.
- Dicatat keadaan akhir buret serta jumlah NaOH yang dipakai, itulah selisih antara keadaan semula dengan keadaan akhir buret.
2. Penentuan Konsentrasi Larutan HCl dengan Larutan NaOH
- Dimasukkan 20 mL HCl kea lam labu titrasi 250 mL dilakukan sekali.
- Ditambahkan 4 tets larutan indikator pp.
- Dilakukan titrasi dengan NaOH sisa dari titrasi pertama, larutan NaOH diteteskan hingga terjadi perubahan warna, dari bening menjadi merah muda.
- Dicatat keadaan akhir buret serta jumlah NaOH yang dipakai, itulah selisih antara keadaan semula dengan keadaan akhir.
E. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).
F. ANALISIS DATA
(Terlampir).
Untuk Hasil Pengamatan serta Analisis data dapat di download dengan mengklik ling berikit "Klik Disini".
G. PEMBAHASAN
Titrasi yaitu proses banyaknya suatu larutan dengan kosentrasi yang telah dikenal serta dibutuhkan buat breaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang bakal dianalisis. Prosedur yang menyertakan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya dikenal disebut volumetri. Dalam analisis larutan asam basa, titrasi menyertakan suatu basa yang saling menetralkan.
Salah satu bagian anlisis volumetrik yaitu titrasi netralisasi yang terdiri atas asidimetri serta alkalimetri. Asidimetri yaitu titrasi terhadap larutan basa dengan menggunakan larutan asam sebagai larutan standar. Sedangakan alkalimetri yaitu titrasi terhadap asam menggunakan larutan baku basa sebagai larutan standar. Dalam titrasi jenis indikator yang digunakan yaitu indikator yang memiliki warna yang berbeda (berubah) tergantung dari besarnya (H+) dalam larutan indikator dalam titrasi netralisasi berupa asam serta basa organic yang berbeda warnanya dalam bentuk melekul atau ION-nya. Dalam titrasi netralisasi, jika antara asam serta basa memiliki nomalitas yang sama, maka bisanya kosentrasi garam yang dihasilkan suatu saat diambil sama banyaknya dengan banyaknya sisa volume asam atau basanya.
Laruatan baku primer berfungsi buat membekukan atau buat memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau preaksi pembuatannya secara langsung. Larutan baku primer perlu dibuat sateliti bisa menjadi (secara kuantitatif). Disamping larutan baku primer, di kenal juga larutan baku skunder. Larutan ini kebukuannya (kepastian molaritasnya) ditetapkan langsung terhadap larutan baku primer, jika suatu larutan baku skunder bersifat stabil serta dikemas atau disimpan dengan benar, larutan ini dapat berfungsi sengai larutan baku serta langsung dapat digunakan tanpa perlu dibekukan lag.
Analisis kuantitatif atau volumetric dilakukan dengan pengukuran volume dari larutan yang konsentrasinya telah dikenal (asm afslat) serta direaksikan dengan volume tertentu (HaOH). NaOH dengan Hc1 yaitu larutan yang konsentrasinya telah dikenal dengan tepat, biasnya berupa larutan asam serta basa yang konsentrsinya enggak tepat berubah. Titrasi adalah prosesnya penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang dikenal serta dibutuhkan buat breaksi secara lengkap.
Pada praktikum kali ini yaitu analisis kuantitatif : Asidimetri serta Alkalimetri telah dikenal Jika asidimetri yaitu proses titrasi dimana larutan yang telah dikenal konsentrasinya yaitu asam, contohnya yaitu proses titrasi yang menyertakan (COOH)2 0,05M serta NaOH. Dimana yang bakal ditentukan konsentrasinya yaitu NaOH sedangkan alkalimetri yaitu proses titrasi dimana larutan yang telah dikenal konsetrasinya yaitu basa, sebagai contoh yaitu titrasi antara NaOH serta HC1, dimana larutan yang bakal ditentukan konsentrasinya yaitu HC1 mengawali percobaan terkebih dahulu standarisasi buret dengan NaOH. Sebelum dilakukan percobaan buret yang telah bersih di bilas lagi dengan larutan NaOH, hal ini dilakukan dengan tujuan agar buret bebas kandungan larutan lain atau zat-zat yang menempel pada dinding buret.
Pada percobaan pertama, yaitu penentuan konsentrasi NaOH dengan asam Oksalat (COH2O4) penentuan konsentrasi NaOH dengan asam oksalat ini adalah titrasi alkalimetri buat menitasi basa kuat dengan asam lemah. Dalam titrasi ini digunakan indikator PPC (phenolphthlein) yang berfungsi sebagai zat penunjuk yang bakal memberikan perubahan warna saat titik akhir titrasi telah tercapai. Indikator ini digunakan dalam titrasi tersebut karna indikator ini memiliki rentang PH pada suasana basa yaitu : 8,3-10,0, sehingga apabila larutan telah bersuasana basa maka indikator bakal mengalami perbuhan warna muda secara teori dalam suasana basa penambahan indikator pada larutan dalam aksalat enggak mengalami perubahan warna atau warnanya telah bening didalam erlenmeyer. Persoalan ini di kerenakan larutan telah bersuasana asam dimana pada PH dibawah 8,3 larutan bakal berubah menjadi enggak berwarna.
Setelah larutan yang ada dalam erlenmeyer (aksalat+PP) ditelesi dengan larutan NaOH (dimana reaksi diatas) terjdai perubahan warna dalam erlenmeyer dari bening menjadi merah muda. Persoalan ini terjadi karna efek dari penambahan indikator pada asam aksalat, diaman sifat indikator PP ini sendiri dapat beruabah warna tergantung PH larutan. Terjadinya perubahan tersebut berarti titik akhir titrasi dapat dicapai, serta kedua larutan tersebut bereaksi sempurna.
Penentuan konsentrasi HC1 dengan NaOH ini adalah titrasi asidimetri buat menitrasi asam kuat. Dalam titrasi ini sama dengan titrasi pada percobaan yang pertama ditamabahkan indikator PP, yang berfungsi sebagai zat penunjuk yang bakal membrikan perubahan warna saat titik akhir titrasi telah tercapai.
Dalam proses titrasi ini yang sangat dibutuhkan yaitu ketelitian serta kesabaran dalam proses penambahan larutan NaOH kedalam erlenmeyer (labu titrasi). Persoalan ini dilakukan agar perubahan warna larutan (COOH)2 maupun enggak terlalu mencolok, dimana perubahan warna pada larutan diusahakan cukup sampai merah muda (pink) sangat bening oleh karna itu pada saat penetesan NaOH perlu teliti serta hati-hati, karna satu tetes saja dapat mempengaruhi kepekatan larutan. Persoalan tersebut sangat dibutuhkan karna bertujuan agar dapat meminimalis kesalahan dalam proses titrasi terjadinya kelebihan volume menunjukan adanya indikasi Jika larutan memiliki kuantitas NaOH yang berlebihan sehingga ekuivalen yang diinginkan melewati pada titrasi tersebut.
Setelah proses titrasi dilakuakn, ,maka dapat dikenal volume NaOH yang digunakan buat menitrasi 20 ml asam oksalat yaitu 12,4 ml serta buat 20 ml Hc1 yaitu 10,2 ml. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini, maka dapat dikenal konsentrasi NaOH yaitu 0,16M, sedangkan konsentrasi HC1 yaitu 0,0816 M.
H. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan :
- Konsentrasi NaOH yang diperoleh dari proses titrasi alkalimetri yaitu 0,16 M dengan volume 12,4 mL.
- Konsentrasi HC1 yang di peroleh dari proses titrasi asidimetri yaitu 0,0816 M volume 10,2mL.
DAFTAR PUSTAKA
- Atkins, Peter And Jones Lorette.1997.Kimia Fisika.Jakarta : Erlangga .
- Hadiat ,dkk.2004. Kimia Sains.Jakarta: Balai Pustaka.
- Hamdani.2010.Sistem Pengukuran Molaritas Larutan Dengan Metode Asam Basa Berbasis Komputer. Medan: Universitas Panca Budi.
- Sarosa,Wirawan J.2009. Kimia. Jakarta: Wahyu Media.
- Sastrohamidjojo,Hardjono.2005.Kimia Dasar.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
- Soebiyanto,dkk. Konsentrasi Indikator Terkontrol Pada Argentometri Mohr. Surakarta : Universitas Setia Budi Surakarta.
- Timberlake ,Karen C.2004. Struktur Organik Kimia. Jakarta : Erlangga.
Baca Juga: Laporan Praktikum Kimia Dasar 1
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Kesetimbangan Kimia
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Massa Atom Relatif Magnesium (Mg)
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Termokimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Reaksi-Reaksi Kimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Pemisahan serta Pemurnian (Acara 1)
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri
Itulah artikel mengenai "Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2" semoga artikel ini bermanfaat.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Kesetimbangan Kimia
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Massa Atom Relatif Magnesium (Mg)
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Termokimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Reaksi-Reaksi Kimia Update 2017
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Pemisahan serta Pemurnian (Acara 1)
Baca Juga : Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Pembuatan Larutan - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Reaksi Asam Basa 1 - Laporan Praktikum Kimia Dasar
Laporan Praktikum REAKSI ASAM BASA II - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2
Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri
Itulah artikel mengenai "Laporan Praktikum Kimia Dasar - Analisis Kuantitatif Asidimetri Dan Alkalimetri - Laporan Praktikum Kimia Dasar 2" semoga artikel ini bermanfaat.
Jangan Lupa Follow buat tetap mendapatkan update artikel berikutnya.
Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Kimia Dasar 2 - Analisis Kuantitatif Asidimetri Serta Alkalimetri"
Posting Komentar