Peraih Nobel Fisika 2017 Peneliti Ligo - Membuktikan Pernyataan Einstein Tentang Glomabng Gravitasi
Minggu, 20 April 2014
Tambah Komentar
Peraih Nobel Fisika 2017 - Glomabng Gravitasi. Seabat yang lalu, pernyataan Albert Einstein tentang keberadaan gelombang gravitasi diangga sebagai omong kosong belaka, pernyataan ini senasid dengan pernyataan Einstein yang lain dianggap sebagai angin lalu.
Ki-ka: Barry Barish, Kip Thorne serta Rainer Weiss. Peraih Hadiah Nobel Fisika 2017 buat kontribusi pada Detektor LIGO. Kredit: LIGO |
Namun, buat kesekian kalinya para ilmuan perlu angkat topi bagi Einstein. Tepatnya pada tahun 2015, rumor tentang keberadaan gelombang gravitasi mulai terbukti. Saat rumor ini terbukti bakal kebenaranya, para ilmuanpun mulai gempar serta terkejut bakal kebenaran tersebut.
Pada tangga 14 September 2015, buat pertama kalinya rumor tersebut dapat dibuktikan serta para ilmuanpun mulai menyebutnya sebgai “Kicauan” alam semesta, walaupun gelombang gravitasi tersebut bukanlah gelombang suara.
Penemuan itu pun sontak mencuat sebagai kandidat kuat penerima Nobel Fisika 2016. Namun, proyeksi kalangan ilmiah tersebut luput, dikarenakan Nobel Fisika 2016 diberikan kepada ilmuan yang membuktian keberadaan materi eksotis yang revolusioner pada dunia elektronika serta ilmu material.
Barulah pada tahun 2017, Nobel Fisika dianugerahkan kepada para penemu keberadaan gelombang gravitasi seperti yang Telah diramalkan Einstein pada 1916. Peraih Nobel Fisika 2017 diumumkan pada Selasa (3/10/2017) di Swedia.
Penerima Nobel Fisika 2017 yaitu tiga peneliti Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO), yaitu Rainer Weiss, Barry C Barish, serta Kip S Thorne.
Sebentar, apa sih gelombang gravitasi ini? Apa pula pengaruhnya buat penduduk Bumi?
Pada 1916, Einstein menjelaskan semesta sejatinya ibarat kain empat dimensi. Hipotesa ini masih satu “paket” dalam teori relativitas umum Einsten, teori yang Telah lebih awal diketahui luas namun pembuktian setiap detailnya butuh waktu berdekade-dekade.
Gelombang gravitasi dalam teori tersebut digambarkan sebagai kerutan-kerutan yang muncul karna keberadaan benda yang melintasi kain empat dimensi itu. Andai kerutan ini dikonversi menjadi suara, wujudnya kurang lebih serupa bunyi kresek-kresek alias noise yang biasa muncul saat pencarian gelombang radio.
Pemicu gelombang gravitasi ini yaitu sembarang obyek di alam semesta yang mengalami perubahan kecepatan atau arah. Besar gelombang yang dihasilkan dari perubahan itu bervariasi, tergantung dari ukuran obyek pemicunya.
Karena Bumi juga bergerak mengelilingi matahari dengan kecepatan serta arah yang bervariasi sekalipun konstan, Bumi pun menghasilkan gelombang gravitasi ini.
Keberadaan gelombang gravitasi yang terjadi saat obyek dengan bobot massa tertentu bergerak dengan variasi kecepatan serta arah tertentu bakal membuat “jarak” di antara obyek itu serta benda lain di semesta pun menjadi relatif bisa mengerut serta melar.
Pada 2016, Pilled Higher and Deeper (PHD) Comics mencoba membantu kalangan awam memahami gelombang gravitasi ini dengan membuat video animasi. Mereka mengibaratkan semesta seperti selembar alas karet buat lebih memudahkan penggambaran peristiwa serta efek gelombang gravitasi tersebut.
Dalam penelitiannya, para penerima Nobel Fisika 2017 mengamati gelombang gravitasi yang dihasilkan oleh dua lubang hitam (black hole) yang masing-masing berukuran 36 kali serta 29 kali massa matahari.
Dari waktu ke waktu, kedua lubang hitam ini ternyata saling mendekat, dengan kecepatan putar terhadap satu sama lain terus berubah pula. Setelah sekian waktu, kedua lubang hitam ini akhirnya menyatu, menghasilkan lubang hitam baru berukuran 62 kali massa matahari.
Penyatuan dua lubang hitam itu berdasarkan hitungan fisika seharusnya menghasilkan ukuran lubang hitam baru sebesar 65 massa matahari. Selisih 3 kali massa matahari tersebut adalah besaran energi gelombang gravitasi dari pergerakan relatif kedua lubang hitam yang kemudian menyatu itu.
Sebelumnya, Einstein menjelaskan teori relativitas umum sebagai “perbaikan” atas hukum gravitasi Newton. “Perbaikan” itu berbekal teori Einstein yang Telah lebih dulu muncul, yaitu teori relativitas khusus. Dalam teori relativitas umum, gravitasi bukan lagi dilihat sebagai gaya melainkan manifestasi dari kelengkungan ruang serta waktu.
Dari situlah penggambaran Einstein mengenai semesta ibarat kain empat dimensi berasal. Kelengkungan ruang waktu, kata Einstein, berhubungan langsung dengan empat momentum energi massa serta momentum linear dari materi atau radiasi apa pun. Wujud teori relativitas umum Einstein ini lalu digambarkan sebagai persamaan medan Einstein.
Teori relativitas umum Einstein antara lain berdampak pada prediksi relativitas waktu, geometri ruang, gerak benda saat jatuh bebas, serta perambatan cahaya. Hingga saat ini, teori relativitas umum Einstein masih terus menjadi bahan penelitian para pakar fisika, terutama terkait pengembangan lebih lanjut teori gravitasi kuantum.
Tantangan pembuktian teori relativitas umum banyak berkorelasi dengan pemahaman soal semesta. tidak cuma soal gelombang gravitasi, teori tersebut memprediksi pula keberadaan lubang hitam yang mendistorsi ruang, waktu, serta bahkan cahaya.
tag :
Peraih Nobel 2017, Peraih Nobel Fisika 2017
tag :
Peraih Nobel 2017, Peraih Nobel Fisika 2017
Belum ada Komentar untuk "Peraih Nobel Fisika 2017 Peneliti Ligo - Membuktikan Pernyataan Einstein Tentang Glomabng Gravitasi"
Posting Komentar