Praktikum Elektronika Dasar 1 - Hambatan Listrik
Selasa, 25 Februari 2014
Tambah Komentar
ACARA I
HAMBATAN LISTRIK
ABSTRAK
Praktikum hambatan listrik memiliki tiga tujuan yaitu menentukan nilai tahanan suatu resistor dengan cara membaca kode warna serta membuktikannya dengan multimeter, menentukan nilai resistor seri serta paralel dengan membaca kode warna serta dengan multimeter, serta membandingkan nilai resistor seri serta paralel. Resistor yaitu salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penahan atau penghambat arus listrik. Pada percobaan pertama, yaitu menentukan nilai tahanan resistor diperoleh hasil pembacaan kode warna dengan pengukuran menggunakan multimeter yaitu sama yaitu sebesar 8,2 kΩ; 1,50kΩ; 5,1k Ω; 4,7 kΩ; 0,56 kΩ, 0,55kΩ, 1000kΩ, 3,3 kΩ, 4,7kΩ; 39 kΩ. Pada percobaan kedua, hasil pengukuran resistor yang dirangkai secara seri menggunakan multimeter dengan membaca kode warna sebagian besar sama, yaitu secara berurutan sebesar 158 kΩ; 158 kΩ; 8,55 kΩ; 8,55 kΩ serta pada percobaan terakhir diperoleh Rs (multimeter) 13 kΩ sedangkan Rs (kode warna) sebesar 13,1 kΩ. Untuk resistor yang dirangkai paralel diperoleh Rp (multimeter) serta Rp (kode warna) secara berurutan sebesar 0,50 kΩ serta 0,50 kΩ; 0,51 kΩ serta 0,52 kΩ; 4,50 kΩ serta 4,46 kΩ; 29 kΩ serta 28,9 kΩ; 0,52 kΩ serta 0,52 kΩ. Sehingga, kita ketahui apabila hambatan ekuivalen resistor yang dirangkai seri selalu lebih besar daripada masing-masing reristornya sedangkan hambatan ekuivalen resistor yang dirangkai paralel selalu lebih kecil daripada hambatan terkecil dalam kelompok tersebut. 1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan nilai tahanan suatu resistor dengann cara membaca kode warna serta membuktikannya dengan menggunakan multimeter.
b. Menentukan nilai resistor seri serta paralel dengan membaca kode warna serta multimeter.
c. Membandingkan nilai resistor seri serta paralel.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 10 Desember 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika serta Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat- alat Praktikum
a. Multimeter Analog
b. Breadboard
c. Kabel Multimeter
2. Bahan- bahan Praktikum
a. Resistor dengan nilai yang berbeda
C. LANDASAN TEORI
Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penahan atau penghambat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian serta berupa terminal dua komponen elektronika yang manghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding dengan arus listrik yang melewatinay. Kemampuan resistor buat menghambat disebut juga resistansi atau hambatan listrik. Besarnya dinyatakan dalam satuan ohm (Ω) (Surya, 2009 :225).
Kode-kode warna pada resistor karbon yaitu sebagai berikut:
Kode-kode warna pada resistor karbon |
Rangkaian Paralel |
Untuk sebuah rangkaian seri yang terdiri atas dua resistor, arusnya sama besar pada kedua resistor tersebut karna jumlah muatan yang melewati R1 pasrti juga melewati R2 dalam selang waktu yang sama. Hambatan equivalen dari rangkaian resistor yang dihubungkan seri yaitu penjumlahan dari masing-masing resistor serta selalu lebih besar daripada masing-masing resistornya. Hambatan Req yaitu equivalen dengan gabungan seri dari R1 serta R2 dengan syarat arus rangkaian enggak berubah saat Req menggantikan R1 + R2. Hambatan yang eqiuvalen dari tiga resistor atau lebih dalam rangkaian seri yaitu (Serway, 2010 : 402).
Req = R1 + R2 + R3
D. PROSEDUR PERCOBAAN
Terlampir
E. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan |
F. ANALISIS DATAR
Terlampir.
G. PEMBAHASAN
Praktikum ini membahas tentang hambatan listrik yang bertujuan buat menetukan nilai tahanan suatu resistor dengan cara membaca kode warna serta membuktikannya dengan menggunakan multilmeter, menentukan nilai resistor seri serta pararel dengan membaca koe warna serta multimeter, serta membandingkan nilai resistor seri serta parallel. Resistor yaitu komponen elektronika berjenis pasif yang memiliki sifat menghambat arus listrik. Karakteristik resistor dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistor enggak stabil disebabkan oleh pengarub suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Bukan semua nilai resistor dicantumkan dengan lambing biangan melainkan dengan cicin kode warna. Praktikum ini dilakukan dalam dua percobaan yaitu membandingkan 10 resistor yang diukur dengan menggunakan multimeter serta dengan pembacaan kode warna, serta menentukan nilai tahanan resistor yang dirangkai secara seri serta parallel dengan pembacaan kode warna serta menggunakn multimeter.
Pada percobaan pertama yaitu membandingkan nilai 10 buah resistormenggunakan pembacaan kode warna serta pengukuran menggunakan multimeter. Pada pembacaan kode warna buat resistor pertama diperoleh nilai tahanan sebesar 8,2 kΩ, jika diukur kembali menggunakan multimeter diperoleh nilai yang sama yaitu 8,2 kΩ. Namun, bila ada perbedaan hasil yang ditunjuk pada multimeter, ini disebabkan karean resistor tersebut memiliki nilai toleransi sebesar 5 %. Kemudian nilai tahanan resistor kedua dengan pembacaan kode warna yaitu 150 kΩ. Sedangkan pengukuran menggunakan multimeter diperoleh nilai sebesar 150 kΩ. Resistor ketiga diperoleh nilai yang sama pada pembacaan kode warna serta multimeter yaitu sebesar 47 kΩ. Begitupula buat resistor ke-5 hingga ke-9 dimana nilai tahanan dengan pembacaan kode warna serta multimeter sama. Secara berturut-turut nilai tersebut yaitu 0,56 kΩ; 0,55 kΩ, 1000 kΩ; 3,3 kΩ; serta 4,7 kΩ. resistor ke-10 memiliki perbedann nilai tahanan antara hasil pembacaan kode warna serta multimeter yaitu sebesar 39 kΩ (untuk pembacaan kode warna) serta 38 kΩ (untuk pembacaan sakala multimeter). Perkara ini disebabkan karna toleransi pada resistor tersebut sebesar 5 %.
Pada percobaan kedua yaitu menentukan nilai tahanan resistor yang dipasang secara seri serta parallel dengan pembacaan kode warna serta pembacaan skala multimeter. Pada percobaan ini dipilih 3 resistor yang berbeda yang telah dikenal nilai tahanannya setelah dilakukan pembacaan kode warna, resistor yang digunakan yaitu R1 = 4,7 kΩ; R2 = 3,3 kΩ; serta R3 = 150 kΩ. Setelah dirangkai secara seri didapat nilai Rs pada multimeter yaitu 158 kΩ . Dari resistor ini dilakukan juga pengukuran nilai resistor per kaki dengan menggunakan multimeter sehingga didapatkan nilai R1 = 4,7 kΩ; R2 = 3,3 kΩ; serta R3 = 150 kΩ. Hasil ini diperoleh sama dengan pembacaan kode warna. Untuk 3 resistor yang lainnya yaitu R1 = 3,3 kΩ; R2 = 4,7 kΩ; serta R3 = 150 kΩ diperoleh Rs sebesar 158 kΩ. Setelah dilakukan pengukuran per kaki diperoleh nilai R1 = 8,2 kΩ; R2 = 4,7 kΩ; serta R3 = 150 kΩ. Untuk3 resistor selanjutnya diperoleh Rs sebesar 8,55 kΩ dengan R1 = 4,7 kΩ; R2 = 0,55 kΩ; serta R3 = 3,3 kΩ. Perhitungan per kaki juga sama dengan pembacaan kode warna. Untuk 3 resistor terakhir diperoleh Rs = 13 kΩ dengan R1 = 4,7 kΩ; R2 = 5,1 kΩ; serta R3 = 3,3 kΩ sehingga diperoleh perhitungan resistor perkaki sebesar R1 = 4,7 kΩ; R2 = 5,1 kΩ; serta R3 = 3,3 kΩ. Setelah percobaan rangkaian seri resistor yang memiliki nilai tahanan berbeda dirangkai secara paralel. Pada pembacaan skala multimeter Rp berturut-turut diperoleh sebagai berikut 0,5 kΩ; 0,51 kΩ; 4,5 kΩ; 29 kΩ; serta 0,52 kΩ dengan nilai R1, R2 serta R3 yang berbeda-beda. Pada perhitungan resistor per kaki, skala yang ditunjuk pada multimeter sama dengan pembacaan kode warna. Sedangkan Rp yang diperoleh secara perhitungan rumus bertrut-turut sebesar 0,53 kΩ; 0,52 kΩ; 4,46 kΩ; 28,89 kΩ; serta 0,5518 kΩ. Adanya perbedaan pengukuran Rp dengan multimeter serta perhitungan rumus, disebabkan oleh adanya toleransi pada masing-masing resistor.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan apabila :
a. Penentuan resistor berdasarkan pembacaan kode warna diperoleh nilai berturut-turut 8,2 kΩ; 150 kΩ ; 5,1 kΩ; 47 kΩ; 0,56 kΩ; 0,55 kΩ, 1000 kΩ; 3,3 kΩ; 4,7 kΩ serta 39 kΩ. Setelah dibuktikan dengan multimeter diperoleh hasil yang sama, ini berarti sesuai dengan teori yang ada.
b. Pada percobaan rangkaian seri peroleh nilai yang sama antara hasil pembacaan kode warna serta multimeter yaitu berturut-turut sebesar 158 kΩ; 158 kΩ; 8,55 kΩ; 8,55 kΩ; serta 13 kΩ. Pada rngkaian paralel nilai yang ditunjuk pada multimeter berturut-turut sebesar 0,5 kΩ; 0,51 kΩ; 4,5 kΩ; 29 kΩ; 0,52 kΩ. Sedangkan perhitungan rumus diperoleh nilai berturut-turrut sebesar 0,53 kΩ; 0,52 kΩ; 4,46 kΩ; 28,89 kΩ; serta 0,5518 kΩ.
c. Rangkaian seri serta paralel memiliki perbedaan yang jauh jika dilihat dari hasil yang diperoleh. Perkara ini disebabkan karna arus yang melewati rangkaian sama pada rangkaian seri, sedangkan pada rangkaian paralel arus yang melewati rangkaian berbeda sehingga rangkaia seri nilai R lebih besar jika dibandingkan dengan nilai R paralel.
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan buat teliti dalam membaca skala yang ditunjuk pada multimeter.
b. Diharapkan agar praktikan melakukan kerjasama team yang baik agar praktikum berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Serway, Raymond A. 2010. Fisika buat Sains serta Teknik. Jakarta :Salemba Teknika.Surya, Yohanes. 2013. Fisika Modern. Tangerang : PT. Kandal.
Wahyudi. 2015. Elektronika Dasar I. Mataram : Matarm University Press.
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - Hambatan Listrik.
Hambatan Listrik.
laporan elektronika dasar 1.
laporan Hambatan Listrik.
landasan teori Hambatan Listrik.
ACARA I - Hambatan Listrik
Hukum OHM
PENENTUAN HAMBATAN LISTRIK DENGAN HUKUM OHM
LAPORAN PENELITIAN TEGANGAN,ARUS,HAMBATAN LISTRIK
Belum ada Komentar untuk "Praktikum Elektronika Dasar 1 - Hambatan Listrik"
Posting Komentar