Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - Pembagi Tegangan Serta Pembebanan

gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya bakal berbagi artikel tentang "Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN". Semoga artikel ini dapat bermanfaat begi teman teman yang mengambil mata kuliah elektronika dasar 1. Mohon kiranya bagi teman teman yang membaca artikel ini Untuk memberikan komentar sekaligus keritik yang membangun agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna lagi. Amin...

Jangan Lupa Di like serta di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.

ACARA II

PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN

ABSTRAK

Praktikum pembagi tegangan serta pembebanan ini mempunyai tujuan yaitu mengukur tegangan keluaran rangkaian tanpa beban serta dengan beban serta buat membandingkan nilai tegangan keluaran rangkaian tanpa beban serta dengan beban. Praktikum ini berlangsung sebanyak dua tahapan yaitu mengukur tegangan keluaran tanpa beban (Vab*) serta mengukur tegangan keluaran dengan beban (Vab**) dengan Rl sebesar 10 kΩ serta kombinasi R1 serta R2 yang sama buat setiap tahapan serta tegangan sumbernya yaitu baterai 9 volt. Metode yang digunakan yaitu metode pengukuran serta menggunakan metode perhitungan,di mana setiap tahapan dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali. Diperoleh Vab* yaitu 2,5 volt; 1,7 volt; serta 4 volt. Sedangkan menggunakan metode pengukuran diperoleh Vo (tegangan keluaran) yaitu 4,5 volt; 2,8 volt; 6,2 volt. Untuk tahapan kedua, yaitu mengukur Vab**, diperoleh Vab** sebesar 1,5 volt; 1,3 volt; 2,5 volt. Sedangkan dengan perhitungan diperoleh Vo sebesar 2,1 volt; 1,6 volt; serta 3,7 volt. Besarnya Vab** lebih kecil daripada Vab* karna pada rangkaiannya terdapar beban Rl yang menghambat arus yang timbul sehingga nilai tegangan keluarannya berbeda.

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum

a. Mengukur tegangan keluaran tanpa beban serta dengan beban.

b. Membandingkan nilai tegangan keluaran rangkaian tanpa beban serta dengan beban.

2. Waktu Praktikum

Kamis, 5 Oktober 2015

3. Tempat Praktikum

Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika serta Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat-alat Praktikum

a. Baterai 9V

b. Breadboard

c. Voltmeter

d. Kabel jumper

e. Kabel banana-aligator

f. Klip baterai 9V

2. Bahan-bahan Praktikum

a. Resistor 10 kΩ

b. Resistor 22 kΩ

C. LANDASAN TEORI

   Arus listrik cuma bakal timbul pada suatu rangkaian jika rangkaiannya tertutup, artinya terdapat beban Rl yang di pasang pada rangkaian. Kuat arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan yang lewat sebuah penghantar dalam satu satuan waktu. Secara matematis dituliskan sebagai berikut

I = V / R

atau yang lebih diketahui dengan hukum Ohm. Besarnya arus listrik sebanding dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian serta berbanding terbalik dengan hambatannya (Andriyani, 2015).

   Prosedur buat menganalisis rangkaian yang lebih kompleks agar dapat disederhanakan dengan baik yakni dengan menggunakan dua prinsip yang disebut aturan Kirchoff, yang terdiri atas aturan percabangan serta aturan loop. Aturan percabangan menjelaskan kalau jumlah arus yang memasuki setiap percabangan dalam sebuah rangkaian perlu sama dengan jumlah arus yang keluar dari percabangan :

Hukum Kirchoff - Aturan Percabangan

Sedangkan aturan loop, yaitu jumlah beda potensial pada semua elemen di sekeliling loop rangkaian tertutup perlu nol

Hukum Kirchoff - Aturan Loop

Hukum Kirchoff menitikberatkan pembahasan mengenai kekekalan muatan serta energi (Serway, 2014 :412).

   Pada rangkaian pengganti thevenin mempergunakan sumber tegangan konstan ( sumber tegangan Thevenin ) serta hambatan Thevenin yang dipasang secara seri dengan sumber tegangan. Suatu rangkaian dengan suatu keluaran dapat digantikan dengan suatu rangkaian yang terdiri dari suatu sumber tegangan tetap serta suatu hambatan Rth  yang dipasang seri dengan sumber tegangan tersebut. Sebuah rangkaian listrik dengan dua resistor serta sebuah sumber tegangan.

rangkaian pengganti thevenin

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Dibuatlah rangkaian seperti gambar di bawah ini. Diukurlah tegangan keluaran (VAB) dimana  elektroda + ke A serta elektroda – ke B.

rangkaian pengganti thevenin

2. Dicatat hasil yang diperoleh.

3. Diambil 3 kkali pengambilan data dengan nilai yang berbeda-beda.

4. Ditambahkan keluaran pada rangkaian di atas resistor sebesar 10 kOhm. Resistor ini disebut beban. Sekarang ukurlah VAB.

E. HASIL PENGAMATAN

1. Rangkaian pembagi tegagan tanpa beban

Tabel hasil pengamatan rangkaian pembagi tegangan tanpa beban

Tabel hasil pengamatan rangkaian pembagi tegangan tanpa beban

2. Rangkaian pembagi tegangan dengan beban

Tabel hasil pengamatan rangkaian pembagi tegangan tanpa beban   

Tabel hasil pengamatan rangkaian pembagi tegangan tanpa beban

F. ANALISIS DATA

1. Pembagi tegangan tanpa beban

   I = V/R

   Vo = I. R

   I = Vin/(R1+R2)

   Vo = [V/(R1+R2)] R2

   Sehingga,

   Vo = R2/(R1+R2)  Vin

      = (22 kΩ)/(22 kΩ+22  kΩ)  9 V

      = (22 kΩ)/(44  kΩ)  9 V

      = 4,5 V

Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) tanpa beban

Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) tanpa beban

2. Pembagi tegangan dengan beban

R2 || Rl  = (R2.Rl)/(R2+Rl)

          = 22 . 10 /(22 + 10) kΩ

          = 6,9 kΩ

          Sehingga,

          Vo = (R2 ||Rl) / (R1+R2 || Rl) Vin

             = (6.9 kΩ) / (22kΩ + 6,9 kΩ) 9 volt

             = 2,1 volt

Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) dengan beban

Tabel hasil perhitungan tegangan keluaran (Vo) dengan beban

G. PEMBAHASAN

   Praktikum pembagi tegangan serta pembebanan mempunyai dua tujuan yaitu, buat mengukur tegangan keluaran rangkaian tanpa beban serta dengan beban serta buat membandingkan nilai tegangan keluaran rangkaian tanpa beban serta dengan beban. Praktikum ini berlangsung dalam 2 tahapan, yaitu yang pertama mengukur tegangan keluaran (Vab*) tanpa beban dengan menggunakan hambatan 10 kΩ serta 22 kΩ serta tegangan sumber sebesar 9 volt. Sedangkan pada prosedur kedua yaitu mengukur tegangan keluaran (Vab**) dengan beban sebesar 10 kΩ serta hambatan yang digunakan sesuai dengan yang digunakan pada percobaan pertama. Untuk setiap percobaan dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali dengan kombinasi hambatan R1 serta R2.

  

   Pada percobaan pertama, yaitu mengukur tegangan keluaran Vab* tanpa beban digunakan R1 sebesar 22 kΩ dengan R2 sebesara 22 kΩ unutk pengukuran pertama, R1 sebasar 22 kΩ serta R2 sebesar 10kΩ unutk pengukuran kedua, serta R1 sebesar 10 kΩ dengan R2 sebesar 22 kΩ buat pengukuran ketiga. Besarnya Vab** yakni skala yang ditunjuk oleh jarum voltmeter. Untuk pengukuran pertama dengan R1 serta R2 sebesar 22 kΩ serta 22 kΩ diperolehVab* sebesar 2,5 volt. Sedangkan pada pengukuran kedua dengan R1 serta R2 sebesar 22 kΩ serta 10 kΩ didapatkan besarnya Vab* yaitu 1,7 volt. Serta buat pengukuran terakhir dengan R1 serta R2 sebesar 10 kΩ serta 22 kΩ diperolehVab* sebesar 4 volt. Besarnya Vab* buat ketiga pengukuran tersebut selalu lebih kecil dari tegangan sumbernya ayitu baterai yang bertegangan 9 volt. Persoalan ini terjadi karna rangkaiannya mempunyai hambatan yaitu R1 serta R2 sehingga besarnya tegangan keluaran yang terbaca lebih kecil dari teganagn sumber, selain itu rangkaian ini menggunakan sumber tegangan tetap (baterai 9 volt) yaitu sebuah sumber tegangan di mana nilai tegangannya enggak bakal turun meski diberi beban berapapun juga. Sehingga, besarnya tegangan sumber bakal selalu tetap 9 volt karna yang diukur yakni ggl. Yang penting buat diingat yaitu hambatan R1 serta R2 yang dipasang seri dengan sumber tegangan tersebut. apabila dibandingkan besarnya tegangan keluaran Vab* dengan hasil perhitungan maka besarnya Vab* haisl perhitungan tanpa beban yaitu 4,5 volt, 2,8 volt, 6,2 volt buat pengukuran pertama, kedua, ketiga secara berturut-turut. Perbedaan ini didasari pada keterbatasan alat ukur yang digunakan sehingga enggak bisa menghasilkan nilai tegangan yang sebenarnya.

  

   Pada percobaan kedua yaitu mengukur tegangan keluaran Vab** dengan beban Rl sebesar 10 kΩ. Kombinasi R1 serta R2 yang digunakan yakni sama seperti pada percobaan pertama yaitu R1 sebesar 22 kΩ, 22 kΩ, 10 kΩ buat pengukuran sebanyak tiga kali secara berturut-turut, sedangkan besarnya R2 secara berturut-turut yaitu 22 kΩ, 10 kΩ, serta 22 kΩ. Untuk besarnya tegangan keluaran dengan beban yang dihasilkan pada percobaan pertama dengan R1 sebesar 22 kΩ serta R2 sebesar 22 kΩ yakni 1,5 volt. Sedangkan pada pengukuran kedua yaitu R1 serta R2 sebesar 22 kΩ serta 10 kΩ diperoleh tegangan keluaran Vab** sebesar 1,3 volt. Serta buat pengukuran ketiga, dengan R1 sebesar 10 kΩ serta R2 sebesar 22 kΩ jarum voltmeter menunjukkan pada skala sebesar 2,5 volt. apabila dibandingkan hasil pengukuran tegangan keluar dengan beban serta tanpa beban, amak hasilnya berbeda di mana besarnya Vab** lebih kecil daripada tegangan keluaran tanpa beban Vab*. Perbedaan ini diakibatkan kalau keberadaan Rl menyebabkan rangkaiannya menjadi tertutup, sehingga timbullah arus pada rangkaiannya. Tetapi keberadaan Rl inilah yang menyebabkan tegangan keluaran yang dihasilkan menjadi lebih kecil karna beban ini menghambat arus yang mengalir pada rangkaian. Sehingga tegangan keluaran dengan beban Vab** yang terbaca menjadi lebih kecil daripada Vab* tanpa beban. Berdasarkan pada hasil perhitungan, diperoleh tegangan keluaran sebesar 2,1 volt buat pengukuran pertama, 1,6 volt unutk pengukuran kedua serta 3,7 volt buat pengukuran terakhir. Perbedaan ini didasari pada keterbatasan alat ukur sehingga nilai yang dihasilkan berbeda dnegan nilai yang dieproleh pada pengukuran. Perlu diingat kalau beban Rl yang dipasang haruslah dirangkai secara paralel terhadap R2 serta seri terhadap R1 sebab pemasangan Rl yang salah bakal snagat mempengaruhi besar tegangan keluaran yang dihasilkan.

H. PENUTUP

1. Kesimpulan

   Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

   a. Untuk menentukan tegangan keluaran tanpa beban maka R1 serta R2 perlu dipasang secara seri terhadap sumber tegangannya yaitu baterai 9 volt. Sehingga, dihasilkan besarnya Vab* yaitu 2,5 volt buat R1 serta R2 22 kΩ, 1,7 volt buat R1 sebesar 22 kΩ, serta R2 sebesar 10 kΩ serta 4 volt buat R1 serta R2 sebesar 10 kΩ serta 22 kΩ. Sedangkan buat menentukan tegangan keluaran dengan beban maka Rl perlu dipasang secara paralel terhadap R2 serta seri terhadap R1. Diperoleh Vab** dengan beban secara berurutan yaitu 1,5 volt, 1,3 volt, serta 2,5 volt.

   b. Besarnya tegangan keluaran rangkaian tanpa beban lebih besar daripada besarnya tegangan keluaran dengan beban sebab arus yang timbul pada rangkaian dengan beban di hambat dengan adanya beban itu, sehingga nilainya jauh lebih kecil daripada tegangan keluaran tanpa sumber bahkan dengan tegangan sumber.

2. Saran

   Diharapkan praktikan memahami cara pembacaan resistor terlebih dahulu sebelum praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Fitri serta Nurul Hasanah. 2015. Hukum Ohm serta Rangkaian RLC. Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.

Serway, Raymondndan Jewett. 2010. Fisika buat Sains serta Teknik. Jakarta : Salemba Teknika.

Wahyudi. 2012. Elektronika Dasar I. Mataram : Mataram University Press.


Laporan Praktikum Elektronika Dasar 1 - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN.
PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN.
laporan elektronika dasar 1.
laporan pembagi tegangan serta pembebanan.
landasan teori pembagi tegangan serta pembebanan.
ACARA II - PEMBAGI TEGANGAN DAN PEMBEBANAN

Untuk Lebih Jelasnya dapat teman teman download file pdfnya lewat link berikut :

Copy Link (Tanpa Tanda Petik).

"https://drive.google.com/file/d/0By5VLHvG_kuLdVNiTGZjdFR3em8/view?usp=sharing" 

Bagikan Artikel ini