Laporan Praktikum Fisika Dasar - Osiloskop Terbaru 2019
Selasa, 25 Februari 2014
Tambah Komentar
Laporan Praktikum Fisika Dasar (Laporan Praktikum Osiloskop). Kali ini saya bakal berbagi salah satu laporan fisika mengenai Percobaan Osiloskop, yaitu mengemati gelombang keluaran pada osiloskop dengan menggunakan perbandingan lissajous. Osiloskop ialah salah satu alat yang dapat digunakan buat menganalis gelombang dari sinyal listrik. Nah, jika anda mau mencari laporan tentang Osiloskop. Maka artikel kali ini bakal menyatakan secara rinci tetang pengamatan gelombang keluaran dari suatu rangkaian listri.
Keteragan gambar :
Dimana ∆V ialah tegangan keluaran maksimum dari sumber AC atau amplitudo tegangan. Dimana frekuensi sudut dari tegangan AC adalah
Dimana f ialah frekuensi sumber serta T ialah periodenya. Sumber menentukan frekuensi dati arus pada rangkaian apapun yang terhubung dengannya. Oleh karna tegangan keluaran dari sebuah AC berubah secara sinusoida terhadap waktu, maka tegangan bernilai positif selama setengah siklus serta negative selama setengah siklus sisanya. Persoalan penting dalam rangkaian AC ialah nilai rata-rata arus, yang disebut arus rms. Tegangan bolak belakang juga paling gampang dibahas dalam kaitangnya dengan tegangan rms serta hubungannya identik dengan arus (Serway, 2010: 642).
1. Mengukur tegangan arus searah (DC)
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran tegangan dari perangkat batere. Tersedia baterai tunggal, dua baterai dihubungkan secara seri serta dua baterai dihubungkan secara paralel. Adapun prsedur yang digunakan, yaitu menyiapkan osiloskop sehingga siap buat mengukur tegangan DC, mengatur posisi vertikal tepat di tengah-tengah skala horizontal, mengukur tegangan baterai yang Telah disiapkan, mencatat nilai serta bentuk gelombang yang teramati pada layar osiloskop, serta melakukan pengukuran dengan multimeter.
2. Mengukur tegangan arus bolak balik
Adapun prosedur yang digunakan dalam mengukur tegangan arus bolak balik, yaitu menyiapkan osiloskop agar siap pakai buat mengukur tegangan AC, menyiapkan catu daya AC serta mengamati keluarannya pada osiloskop, mencatat tegangan maksimum serta periodanya, serta melakukan pengukuran dengan multimeter buat mengukur tegangan keluarannya.
3. Mengukur tegangan dari pembangkit sinyal
Adapun metode yang digunakan dalam mengukur tagangan dari sebuah pembangkit sinyal, yaitu menyiapkan osiloskop agar siap pakai buat mengukur tegangan AC, menyiapkan pembangkit sinyal serta mengamati keluarannya pada osiloskop, mengatur sinyal hingga diperoleh sinyal sinus dengan amplitude 2 V serta frekuensi 1 KHz, mengatur hingga sinyal terlihat jelas, mencatat hasil pengamatan, serta mengulangi buat amplitudo serta frekuensi yang berbeda.
4. Menentukan Frekuensi Suatu Sumber dengan metode Lissajous
Adapun metode yang digunakan dalam menentukan frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous, yaitu menyiapkan sebuah pembangkit sinyal serta sebuah catu daya AC sebagai input bagi kedua channel pada osiloskop, mengtur sinyal sehingga memperoleh sinyal sinusoidal dengan frekuensi 50 Hz serta amplitudo 1V, mengatur knop time/div pada posisi XY, mengguunakan pembangkit sinyal sebagai input channel 1 serta catu daya AC sebagai input channel 2, mengatur frekuensi pada channel 1 sehingga meperoleh perbandingan X serta Y : (1:1), (2:1), (3:1), (4:1), mencatat lukisan lissajous yang dihasilkan, serta menentukan frekuensi sumber catu daya AC.
Adapun data hasil pengukuran tegangan arus DC dari sebuah baterai ditunjukkan pada table 1.1.
Tabel 1.1. Hasil pengukuran teganan arus DC
Pada pengukuran tegangan menggunakan osiloskop diperoleh hasil yang sama dengan pengukuran mengunakan multimeter serta perhitungan. Persoalan ini membuktikan kalau osiloskop ialah suatu alat yang dapat mengukur tegangan.
2. Mengukur tegangan arus bolak belakang AC
Adapun data hasil pengukuran tegangan arus bolak belakang AC dari sebuah catu daya ditunjukkan pada table 1.2.
Tabel 1.2. Hasil pengukur tegangan arus bolak belakang AC
Pada pengukuran arus bolak belakang AC diperoleh hasil sebagai berikut : pada Vsumber = 2 V diperoleh Vmax = 2 V, Vrms = 1,41 V, periode (T) = 2.10-2 s serta frekuensi (f) = 50 Hz. Berdasarkan table 1.2 Time/Div yang digunakan ialah sebesar 5 ms. saat digunakan Time/Div dibawah 5 ms gelombang bergerak terlalu cepat sehingga sulit diamati.
3. Mengukur tegangan dari pembangkit sinyal
Adapun data hasil pengukuran tegangan dari pembangkit sinyal ditunjukkan pada table 1.3.
Table 1.3. Hasil pengukuran tegangan dari pembangkit sinyal
Pada frekuensi sinyal 1 KHz serta amplitudo tegangan 2 V diperoleh tegangan efektif atau Vrms sebesar 1,41 V serta periode 1 ms. Dari table 1.3. dapat dilihat kalau Time/Div meningkat seiring dengan turunya frekuensi sinyal. Persoalan ini menunjukan kalau Time/Div berbanding terbalik dengan frekuensi.
4. Mengukur frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous
Adapun data hasil pengukuran frekuansi suatu sumber dengan metode lissajous ditunjukkan pada table 1.4.
Tabel 1.4. Hasil pengukuran frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous
Pada perbandingan 1 : 1 diperoleh frekuensi sumber catu daya AC sebesar 50 Hz. Berdasarkan gambar 1.7. yang terlampir perubahan fase gelombang lissajous dengan perbandingan 1 : 1 ialah sebesar 90o. perubahan fase gelombang bergantung pada frekuensi. Perubahan fase gelombang bergantung pada frekuensi sinyal. apabila frekuensi gelombang diperbesar maka perubahan fase gelombang kian besar. Persoalan ini menunjukan kalau frekuensi gelombang berbanding lurus dengan perubahan fase.
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan serta analisis data, maka dapat disimpulka sebagai beriku:
a. Sebelum mengunakan osiloskop sebaiknya di kalibrasi terlebih dahulu agar tak terjadi kesalahan dalam melakukan pengukuran serta mengatur besaran-besaran pada osiloskop seperti Time/Div. Volt/Div, CH1 atau CH2, posisi vertical serta horizontal, pengaturan intens serta focus serta pengaturan AC serta DC. Jenis gelombang yang muncul pada layar monitor yaitu gelombang sinusoida, squer serta lissajous dimana bergantung pada besaran yang kita ukur,
b. Osiloskop dapat mengukur frekuensi sebuah sumber yang di tampilkan dalam bentuk gelombang, serta buat mengukur frekuensi dapat mengunakan metode lissajous.
2. Saran
Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius lagi dalam melakukan percobaan serta memahami betul prosedur percobaan agar di peroleh hasi yang memuaskan serta hendaknya memastikan alat-alat praktikum yang digunakan dalam keadaan baik serta tak rusak sebelum digunakan.
Serway, Raymond A. 2010. Fisika Untuk Sains serta Teknik. Jakarta: Salemba Teknika
ACARA 1 OSILOSKOP
ABSTRAK
Tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar Mahasiswa dapat menggunakan osciloskop dengan baik serta benar sebagai alat buat pengukuran listrik serta pengamatan bentuk sinyal tegangan serta buat menentukan frekuensi suatu sumber menggunakan kurva Lissajous. Metode yang digunakan dalam praktikum kali ini ialah menghubungkan sumber tegangan AC/DC serta sumber sinyal dengan osiloskop pada bagian CH1/CH2, serta mengatur Time/Div, Volt/Div, fokus serta intens. Berdasarkan hasil pengamatan serta analisis data di peroleh nilai tegangan efektif atau Vrms dari setiap sumber tegangan yaitu: pada Vsumber = 2 V diperoleh Vrms = 1,41 V serta pada Vsumber = 3 V diperoleh Vrms = 2,12 V serta jenis gelombang AC yang terlihat pada layar osiloskop ialah gelombang sinusoidal. Diperoleh juga frekuensi catu daya dengan tegangan 2 V sebesar 50 Hz. Dari percobaan ini dapat kita simpulkan sebelum mengunakan osiloskop sebaiknya di kalibrasi terlebih dahulu agar tak terjadi kesalahan dalam melakukan pengukuran serta mengatur besaran-besaran pada serta osiloskop dapat mengukur frekuensi sebuah sumber yang di tampilkan dalam bentuk gelombang, serta buat mengukur frekuensi dapat mengunakan metode lissajous.A. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu agar mahasiswa dapat menggunakan osciloskop dengan baik serta benar sebagai alat buat pengukuran listrik serta pengamatan bentuk sinyal tegangan serta buat menentukan frekuensi suatu sumber menggunakan kurva Lissajous.B. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum Fisika Dasar II kali ini dilakukan pada hari selasa, tanggal (dd/mm/yyyy) bertempat di Laboratorium Fisika Dasar, Lantai II, Fakultas Matematika serta Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.C. ALAT DAN BAHAN
Adapun alat serta bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:- Baterai
- Generator fungsi
- Kabel penghubung
- Multimeter analog
- Satu set osciloskop + probe
- Sumber tegangan AC/DC
D. LANDASAN TEORI
Osiloskop ialah salah satu alat ukur listrik yang penting disamping alat ukur lainnya. Bukan seperti multimeter yang cuma memberikan pembacaan suatu tegangan. Osciloskop juga memberikan gambar bagaimana tegangan berubah dalam suatu periode waktu serta bentuk sinyal tegangan ( Modul praktikum Fisika dasar II, 2015 ). Bagian- bagian Osiloskop
Keteragan gambar :
- Layar Monitor
- Posision Horizontal
- Volt/Div
- Posision Vertikal CH1
- Time/Div
- Posision Vertikal CH2
- Intens
- Fokus
- Power On/Off
- Input Selector serta Socket CH1
- AC/DC pada CH1
- Mode
- AC/DC pada CH2
- Input Selector serta Socket CH2
- Focus : Digunakan buat mengatur fokus
- Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
- Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
- Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
- Position Horizontal : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol).
- Position Vertikal : Untuk mengatur posisi normal sumbu Y (ketika sinyal masukannya nol).
- AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. apabila tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga cuma melewatkan komponen AC dari sinyal masukkan.
- Mode : Untuk mengatur mode yang digunakan osiloskop.
∆V = ∆Vmaks sin ωt Persamaan (1)
Dimana ∆V ialah tegangan keluaran maksimum dari sumber AC atau amplitudo tegangan. Dimana frekuensi sudut dari tegangan AC adalah
ω = 2π/T Persamaan (2)
T = 1/f Persamaan (3)
Dimana f ialah frekuensi sumber serta T ialah periodenya. Sumber menentukan frekuensi dati arus pada rangkaian apapun yang terhubung dengannya. Oleh karna tegangan keluaran dari sebuah AC berubah secara sinusoida terhadap waktu, maka tegangan bernilai positif selama setengah siklus serta negative selama setengah siklus sisanya. Persoalan penting dalam rangkaian AC ialah nilai rata-rata arus, yang disebut arus rms. Tegangan bolak belakang juga paling gampang dibahas dalam kaitangnya dengan tegangan rms serta hubungannya identik dengan arus (Serway, 2010: 642).
∆Vrms = ∆Vmax / √2 Persamaan (4)
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengukur tegangan arus searah (DC)
Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran tegangan dari perangkat batere. Tersedia baterai tunggal, dua baterai dihubungkan secara seri serta dua baterai dihubungkan secara paralel. Adapun prsedur yang digunakan, yaitu menyiapkan osiloskop sehingga siap buat mengukur tegangan DC, mengatur posisi vertikal tepat di tengah-tengah skala horizontal, mengukur tegangan baterai yang Telah disiapkan, mencatat nilai serta bentuk gelombang yang teramati pada layar osiloskop, serta melakukan pengukuran dengan multimeter.
2. Mengukur tegangan arus bolak balik
Adapun prosedur yang digunakan dalam mengukur tegangan arus bolak balik, yaitu menyiapkan osiloskop agar siap pakai buat mengukur tegangan AC, menyiapkan catu daya AC serta mengamati keluarannya pada osiloskop, mencatat tegangan maksimum serta periodanya, serta melakukan pengukuran dengan multimeter buat mengukur tegangan keluarannya.
3. Mengukur tegangan dari pembangkit sinyal
Adapun metode yang digunakan dalam mengukur tagangan dari sebuah pembangkit sinyal, yaitu menyiapkan osiloskop agar siap pakai buat mengukur tegangan AC, menyiapkan pembangkit sinyal serta mengamati keluarannya pada osiloskop, mengatur sinyal hingga diperoleh sinyal sinus dengan amplitude 2 V serta frekuensi 1 KHz, mengatur hingga sinyal terlihat jelas, mencatat hasil pengamatan, serta mengulangi buat amplitudo serta frekuensi yang berbeda.
4. Menentukan Frekuensi Suatu Sumber dengan metode Lissajous
Adapun metode yang digunakan dalam menentukan frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous, yaitu menyiapkan sebuah pembangkit sinyal serta sebuah catu daya AC sebagai input bagi kedua channel pada osiloskop, mengtur sinyal sehingga memperoleh sinyal sinusoidal dengan frekuensi 50 Hz serta amplitudo 1V, mengatur knop time/div pada posisi XY, mengguunakan pembangkit sinyal sebagai input channel 1 serta catu daya AC sebagai input channel 2, mengatur frekuensi pada channel 1 sehingga meperoleh perbandingan X serta Y : (1:1), (2:1), (3:1), (4:1), mencatat lukisan lissajous yang dihasilkan, serta menentukan frekuensi sumber catu daya AC.
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Mengukur tegangan arus searah (DC)Adapun data hasil pengukuran tegangan arus DC dari sebuah baterai ditunjukkan pada table 1.1.
Tabel 1.1. Hasil pengukuran teganan arus DC
Pada pengukuran tegangan menggunakan osiloskop diperoleh hasil yang sama dengan pengukuran mengunakan multimeter serta perhitungan. Persoalan ini membuktikan kalau osiloskop ialah suatu alat yang dapat mengukur tegangan.
2. Mengukur tegangan arus bolak belakang AC
Adapun data hasil pengukuran tegangan arus bolak belakang AC dari sebuah catu daya ditunjukkan pada table 1.2.
Tabel 1.2. Hasil pengukur tegangan arus bolak belakang AC
Hasil pengukur tegangan arus bolak belakang AC
Gambar 1.2. gelombang dengan tegangan sebesar 2 V
Pada pengukuran arus bolak belakang AC diperoleh hasil sebagai berikut : pada Vsumber = 2 V diperoleh Vmax = 2 V, Vrms = 1,41 V, periode (T) = 2.10-2 s serta frekuensi (f) = 50 Hz. Berdasarkan table 1.2 Time/Div yang digunakan ialah sebesar 5 ms. saat digunakan Time/Div dibawah 5 ms gelombang bergerak terlalu cepat sehingga sulit diamati.
3. Mengukur tegangan dari pembangkit sinyal
Adapun data hasil pengukuran tegangan dari pembangkit sinyal ditunjukkan pada table 1.3.
Table 1.3. Hasil pengukuran tegangan dari pembangkit sinyal
Hasil pengukuran tegangan dari pembangkit sinyal
Gambar 1.4. gelombang dengan frekuensi sebesar 1 KHz
Pada frekuensi sinyal 1 KHz serta amplitudo tegangan 2 V diperoleh tegangan efektif atau Vrms sebesar 1,41 V serta periode 1 ms. Dari table 1.3. dapat dilihat kalau Time/Div meningkat seiring dengan turunya frekuensi sinyal. Persoalan ini menunjukan kalau Time/Div berbanding terbalik dengan frekuensi.
4. Mengukur frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous
Adapun data hasil pengukuran frekuansi suatu sumber dengan metode lissajous ditunjukkan pada table 1.4.
Tabel 1.4. Hasil pengukuran frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous
Hasil pengukuran frekuensi suatu sumber dengan metode lissajous
Gambar 1.6. gelombang lissajous dengan perbandingan 1 : 1
Pada perbandingan 1 : 1 diperoleh frekuensi sumber catu daya AC sebesar 50 Hz. Berdasarkan gambar 1.7. yang terlampir perubahan fase gelombang lissajous dengan perbandingan 1 : 1 ialah sebesar 90o. perubahan fase gelombang bergantung pada frekuensi. Perubahan fase gelombang bergantung pada frekuensi sinyal. apabila frekuensi gelombang diperbesar maka perubahan fase gelombang kian besar. Persoalan ini menunjukan kalau frekuensi gelombang berbanding lurus dengan perubahan fase.
G. SIMPULAN DAN SARAN
1. KesimpulanBerdasarkan tujuan, hasil pengamatan serta analisis data, maka dapat disimpulka sebagai beriku:
a. Sebelum mengunakan osiloskop sebaiknya di kalibrasi terlebih dahulu agar tak terjadi kesalahan dalam melakukan pengukuran serta mengatur besaran-besaran pada osiloskop seperti Time/Div. Volt/Div, CH1 atau CH2, posisi vertical serta horizontal, pengaturan intens serta focus serta pengaturan AC serta DC. Jenis gelombang yang muncul pada layar monitor yaitu gelombang sinusoida, squer serta lissajous dimana bergantung pada besaran yang kita ukur,
b. Osiloskop dapat mengukur frekuensi sebuah sumber yang di tampilkan dalam bentuk gelombang, serta buat mengukur frekuensi dapat mengunakan metode lissajous.
2. Saran
Diharapkan kepada para praktikan agar lebih serius lagi dalam melakukan percobaan serta memahami betul prosedur percobaan agar di peroleh hasi yang memuaskan serta hendaknya memastikan alat-alat praktikum yang digunakan dalam keadaan baik serta tak rusak sebelum digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Fisika Dasar II. 2015. Acara 1 (Osiloskop). Mataram: Program Studi Fisika.Serway, Raymond A. 2010. Fisika Untuk Sains serta Teknik. Jakarta: Salemba Teknika
Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Fisika Dasar - Osiloskop Terbaru 2019"
Posting Komentar