Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas Serta Volume Molar Oksigen
Jumat, 28 Februari 2014
Tambah Komentar
gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya bakal coba berbagi artikel tentang "Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen". Artikel kali ini mebahas salah satu judul praktikum dari kimia dasar 1. semoga artikel yang saya berikan ini dapat bemanfaat bagi kita teman teman yang lagi kebingungan mencari landasan teori tentang laporannya. saya pernah mengalami hal itu, maka dari itu saya memberikan artikel ini kepada teman teman secara gratis.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen |
ACARA IV
PENENTUAN TETAPAN GAS DAN VOLUME MOLAR OKSIGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Untuk mempelajari cara penentuan tetapan gas serta volume molar oksigen.
b. Untuk mempelajari hukum-hukum gas seperti, hukum Boyle, Charles, Gay–Lussac, Dalton, tentang tekanan parsial serta hukum Avogadro.
2. Waktu Praktikum
....
3. Tempat Praktikum
....
B. LANDASAN TEORI
Didalam suatu unsure dapat memiliki lebih dari satu macam atom yang berbeda nomor massanya. Maksudnya, unsur-unsur dapat memiliki atom-atom yang nomor atomnya sama, tetapi nomor massanya berbeda. Atom-atom itu disebut isotop. Pengetahuan mengenai massa atom sangat penting sekali, tetapi karna atom yaitu partikel yang sangat kecil maka kita enggak dapat menimbang sebuah atom. Untuk itu kita harus menentukan harga terhadap sebuah atom dari unsur tertentu yang dipakai sebagai standar. Melalui konvensi internasional, atom karbon memiliki 6 proton serta 6 neutron ditentukan memiliki massa tetap 12 satuan massa atom (sma). Atom karbon-12 dipakai sebagai standar, sehingga 1 sma didefinisikan sebagai massa yang tetap sama dengan 1/12 massa 1 atom karbon – 12 (Purwoko, 2006 : 6).
Setelah Dalton mengemukakan postulatnya, langkah logis berikutnya yaitu menentukan massa relative atom unsur. Karena pada waktu itu enggak ada cara buat menentukan massa atom tunggal, maka massa atom relatif yaitu informasi terbaik ketika itu. Dalam hal ini, kita dapat berkata kalau sebuah atom dari satu unsur memiliki massa sebesar dua kali massa atom unsur lainnya. Massa relatif dapat ditentukan dengan mengambil sejumlah besar atom dari dua unsur yang berbeda dalam jumlah yang sama serta menentukan perbandingan massa kelompok atom ini. Pada awalnya terdapat banyak kesulitan besar, karna postulat kelima Dalton memberikan perbandingan jumlah atom yang salah dalam banyak kasus. Banyaknya hasil yang salah tersebut dengan cepat membuktikan kalau postulat kelima Dalton ternyata enggak benar. Perkara ini terus berlangsung selama 50 tahun kemudian sampai ditemukannya metode percobaan buat menentukan perbandingan atom dalam senyawa, serta pada ketika yang sama juga ditemukan skala massa atom relatif dalam bentuk yang hamper mirip skala massa atom relatif ketika ini. Massa relatif ini disebut massa atom, atau kadang-kadang berat atom ( Goldberg, 2004 : 11).
Bobot atom sangatlah kecil, sebuah atom hydrogen berbobot sekitar seper 1,7 triliun gram. Menggunakan satuan-satuan sekecil ini buat membandingkan satu atom dengan atom lainnya sangat membingungkan. Sebagai gantinya, massa suatu atom dinyatakan sebagai perbandingan dengan massa atom unsur lainnya. Para kimiawan melakukan perbandingan ini menggunakan nomor massa atom. Sebagai contoh hidrogen memiliki massa atom 1, helium 4, sedangkan karbon 12. Ini menunjukkan kalau atom karbon berbobok 12 kali lebih berat dari pada atom hidrogen serta 3 kali lebih berat daripada atom helium (Jackson, 2007 : 32).
kalau suatu unsur terdiri dari n isotop, isotop ke-i memiliki massa Ai serta kelimpahan fraksi Pi , maka massa atom relatif rata-rata unsur tersebut di alam ialah
Massa atom relatif enggak memiliki satuan karna angka ini adalah nisbah dari dua massa yang diukur, apapun satuan yang kita gunakan. Untuk menentukan massa aktual dari setiap atom serta setiap molekul, kita harus menetapkan suatu hubungan antara skala massa makroskopik yang digunakan di laboratorium serta skala massa mikroskopik setiap atom serta molekul (Oxtoby, 2001 : 27).
Isotop-isotop suatu unsur selalu bersatu dalam suatu materi serta enggak dapat dipisahkan satu sama lain, bahkan hingga ketika ini belum adal instrument yang dapat memisahkan isotop-isotop dari suatu senyawa. Menurut konvensi IUPAC, massa atom suatu unsur ditentukan berdasarkan massa isotop serta kelimpahan dari masing-masing isotop yang terdapat di alam. Penentuan dengan cara ini dinamakan massa atom relatif, disingkat dengan Ar. Istilah relatif merujuk pada kelimpahan isotop di alam yang sifatnya relatif satu serta yang lainnya. Massa atom relatif suatu unsur didefinisikan sebagai jumlah total massa isotop dikalikan kelimpahannya di alam (Sunarya, 2010 : 71).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat- alat Praktikum
a. Dongkrak
b. Erlenmeyer 250 ml
c. Gelas arloji
d. Gelas ukur 50 ml
e. Klem
f. Labu alas datar 500 ml
g. Lap
h. Pembakar spiritus
i. Pipa
j. Selang
k. Spatula
l. Statif
m. Tabung reaksi
n. Termometer 100 oC
o. Timbangan analitik
2. Bahan- bahan Praktikum
a. Aquades (H2O (l))
b. Kalium klorat ( KClO3(s) )
c. Korek api
d. Mangan (II) oksida ( MnO2(s) )
e. Tissu
C. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Ditimbang satu tabung reaksi yang bersih serta kosong.
b. Ditimbang dengan teliti 1,2 gram campuran KClO3 / MnO2.
c. Dimasukkan air setengah penuh ke dalam labu alas datar.
d. Dirangkai alat penentuan tetapan gas, ujung selang di dekat labu alas datar ditiup buat menghilangkan gelembung udara di dalam selang.
e. Diputar klem buat menutup aliran air.
f. Dipasang tabung reaksi KClO3 / MnO2, kemudian dipanaskan sampai uap di dalam labu alas datar menghilang atau sampai air di dalam selang berhenti mengalir.
g. Dipindahkan pembakar setelah air berhenti menetes.
h. Di ukur suhu gas dalam labu alas datar dengan menggunakan thermometer.
i. Dilepaskan rangkaian alat penentuan tetapan gas.
j. Di ukur volume air dalam Erlenmeyer.
k. Di catat semua hasil pengamatan.
D. HASIL PENGAMATAN
Terlampir.
F. ANALISIS DATA
Terlampir.
Untuk File Lampirannya Sobat teman dapat download lewat Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
"Download Disini"
G. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan buat mempelajari penentuan tetapan gas serta volume molar oksigen, juga buat mempelajari hokum-hukum tetapan gas lainnya seperti hokum Boyle, Charles, Gay Lussac, Dalton tentang tekanan parsial serta hokum Avogadro. Persamaan reaksi pada percobaan ini
Dapat dikenal kalau oksigen dihasilkan dari persamaan MnO2 serta KClO3. MnO2 pada percobaan ini bertindak sebagai katalisator, yaitu zat yang berfungsi buat mempercepat laju reaksi tetapi enggak ikut bereaksi. Katalis mempercepat laju reaksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi serta dibentuknya tahap-tahap reaksi baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Prinsi kerja katalis yaitu kalau katalis tersebut tetap ikut dalam jalannya reaksi tetapi pada kondisi akhir, katalis bakal keluar lagi dalam bentuk yang sama. Sifat-sifat kimia katalis bakal sama sebelum serta sesudah mengkatalis suatu reaksi. Setelah terjadi proses pembakaran antara KClO3 serta MnO2 zat pada tabung reaksi menjadi berwarna hitam.
Sebelum proses pembakaran campuran KClO3 serta MnO2, selang penghubung yang digunakan ditiup dahulu agar gelembung-gelembung udara didalam selang tersebut hilang serta bertujuan agar oksigen yang diperoleh enggak terkontaminasi oleh CO2. Oksigen yang terbentuk bakal mendesak air pada labu alas datar sehingga mengakibatkan air mengalir ke Erlenmeyer. Volume air yang keluar sama dengan volume O2 yang terbentuk. Oksigen yang dihasilkan mendorong air yang berada dalam labu alas datar yang tekanan udaranya Telah disamakan dengan tekanan udara luar. Perkara ini disebabkan karna sifat dasar materi yang selalu menempati ruang, sehingga oksigen yang terurai tadi mencari ruang buat ditempati. Dari sifat dasar materi inilah dapat dikenal kalau volume ruang ditempati oleh air terdorong keluar sebelumnya yaitu sama dengan volume ruang yang ditempati oleh oksigen atau dengan kata lain volume oksigen yang terurai sama dengan volume air yang didorong keluar labu alas datar oleh oksigen. Setelah diadakan pengukuran, volume air di dalam Erlenmeyer yang diperoleh yaitu 67 ml.
Ketika KClO3 / MnO2 dipanaskan mengalami pengurangan massa, ini disebabkan karene kandungan O2 yang didalamnya terurai sehingga dari penimbangan dihasilkan massa O2 yaitu 0,22 gram. Berdasarkan perhitungan, nilai R yang diperoleh yaitu 0,0325 L.atm/mol.K. berbeda dengan nilai R yang telah ditetapkan yaitu 0,082 L.atm/mol.K. Perbedaan atau selisih hasil yang didapatkan ini disebabkan oleh kurangnya ketelitian pada ketika praktikum, kesalahan delam pengukuran atau perhitungan pada ketika praktikum.
Volume molar O2 sesuai perhitungan yang diperoleh yaitu 0,067 L, sedangkan apada standar STP yaitu 22,4 L. Perbedaan ini yaitu disebabkan oleh adanya kekeliruan pada ketika praktikum ataupun perhitungan yang lainnya sehingga data yang dihasilkan enggak begitu mendekati nilai standar, disebabkan juga oleh penggunaan waktu karna percobaan sempat mengalami pengulangan disebabkan karna air lama menetes sehingga waktunya berkurang,
H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan kalau :
a. Penetapan tetapan gas (R) dapat dicari menggunakan rumus :
dari hasil percobaan diperoleh nilai R sebesar 0,0325 L.atm/mol.K. Penentuan volume molar dapat ditentuakn menggunakan rumus = nRT/P , serta pada percobaan diperoleh volume molar oksigen yaitu 0,067 L serta % O2 yaitu 39,63 %.
b. Hukum-hukum gas membahas tentang keadaan gas yang dipengaruhi oleh tekanan, suhu, volume, molaritas, serta massa. Hokum Boyle menjelaskan kalau pada suhu konstan, volume suatu gas berbanding terbalik dengan tekanannya. Hukum Charles yaitu pada tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan suhu absolutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar 1. Jakarta : Erlangga.
Petrucci. 2008. Kimia Dasar Prinsip-prinsip serta Aplikasi Modern. Jakarta : Erlangga.
Purwoko, Agus Abhi. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram : Mataram University Press.
Sunarya, Yayan. 2010. Kimia Dasar 1. Bandung : Yrama Widya.
Yazid, Estein. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1.
laporan Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
landasan Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Untuk File Lampirannya Sobat teman dapat download lewat Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Laporan Praktikum Kimia Dasar 1.
laporan Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
landasan Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Untuk File Lampirannya Sobat teman dapat download lewat Link dibawah ini.
Download Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas serta Volume Molar Oksigen.
Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 - Penentuan Tetapan Gas Serta Volume Molar Oksigen"
Posting Komentar