Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor Serta Pengukuran Suhu

gammafisblog.blogspot.com - kali ini saya bakal berbagi artikel tentang "Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu". Semoga artikel ini dapat bermanfaat begi teman teman yang mengambil mata kuliah sensor. Mohon kiranya bagi teman teman yang membaca artikel ini Untuk memberikan komentar sekaligus keritik yang membangun agar artikel ini dapat menjadi lebih sempurna lagi. Amin.

Jangan Lupa Di like serta di share artikelnya. Karena berbagi itu indah. Terimakasih atas kunjungan teman teman, semoga menyenangkan.
 kali ini saya bakal berbagi artikel tentang  Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu


ACARA III
KARAKTERISTIK TERMISTOR DAN PENGUKURAN SUHU

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Paraktikum
Mempelajari karakteristik statis dari sensor suhu berupa termistor.
2. Waktu Praktikum
Sabtu, 9 Juni 2017
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika serta Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Kabel banana-aligator
b. Multimeter digital
c. Pemanas
d. Tabung
e. Thermometer

2. Bahan-bahan Praktikum
a. Air
b. Sensor suhu termistor

C. LANDASAN TEORI
Sebuah sensor sering didefinisikan sebagai suatu piranti yang mengirimkan serta meganggapi suatu sinyal atau respon. Dalam kenyataan sehari-hari proses pengiriman respons oleh alat indra manusia terhadap kondisi di lingkungan bukan lagi sesuatu yang aneh amun adalah suatu rutinitas. Sinyal keluaran sensor enggak langsung berupa sinyal listrik, tetapi dapat lewat penggabungan beberapa transduser, menjadi dapat didefinisikan Jika transduser adalah devais yang merespon suatu sinyal serta mengubahnya dalam bentuk suatu energy, misalnya panas menjadi gerak, kemudian dapat berubah lagi menjadi energy listrik (Mardiana,2014).

Termistor yakni resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Berdasarkan respon suhu yang dihasilkan, termistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu Positive Temperature Coefficients (PTC) serta Negative Temperature Coefficients (NTC). Negative Thermistor Coefficient (NTC) adalah jenis termistor dimana saat suhu meningkat maka hambatan termistor bakal menurun . Termistor NTC memiliki koefisien temperature sepuluh kali lipat  lebih besar daripada sensor platinum serta memiliki beberapa keuntungan yaitu : sensitivitas tinggi, respon suhu yang cepat, bentuk dapat bervariasi, serta harganya murah . Termistor NTC memiliki banyak aplikasi di dalam kehidupan masyarakat, yaitu digunakan pada air – conditioner (AC), perangkat elektronik, pengukur suhu, pembatas arus listrik, sensor aliran air, serta sensor tekanan. Termistor yang memiliki kualitas baik yakni termistor dengan respon yang cepat terhadap perubahan temperaturnya. Besar nilai konstanta termistor (B) yang umum beredar secara komersial yakni ≥ 2000 K. Termistor NTC biasanya dibuat dalam mermacam bentuk seperti piringan, CD, bulk atau pelet, serta juga film baik film film tebal atau film tipis (Sari, 2016).

Sensor thermistor adalah sensor temperatur pasif yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan temperatur. Resolusi awal 0.3 C. Sensor ini terbuat dari bahan semikonduktor yang memiliki resistansi menurun buat tipe NTC (negative temperature coefficient) atau naik buat tipe PTC (positive temperature coefficient) pada saat temperaturnya naik. Thermistor terbuat dari bahan semikonduktor yang adalah campuran dari oksida-oksida logam yang diendapkan seperti mangan, nikel (Ni), tembaga, besi (Fe) serta uranium. Thermistor memiliki tanggapan terhadap perubahan temperatur yang enggak linear, sehingga mermacam metode buat melinearisasi perlu dilakukan sebelum digunakan secara langsung. Namun thermistor memiliki kecepatan tanggapan yang tinggi sehingga menjadi pilihan buat tujuan pengukuran dinamik, buat tipe PTC yang dikarakterisasi arus sebagai fungsi waktu, mampu buat respon dinamik hingga 104 Hz. Penelitian lain juga telah dilakukan buat menguji tanggapan dinamik dari thermistor serta memberikan tanggapan dengan ketepatan hasil pengukuran hingga frekuensi 18 GHz (Warsito:2010).

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Dirangkai alat serta bahan seperti gabar berikut:

 kali ini saya bakal berbagi artikel tentang  Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu


2. Ditentukan suhu serta resisitansi standar pada termometer serta termistor.

E. HASIL PENGAMATAN
1. Data hasil pengamatan keluaran sensor NTC terhadap kenaikan serta penurunan suhu air.



F. ANALSIS DATA
Data pada tabel hasil pengamatan dianalisis secara grafik begaimana pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan serta penurunan suhu air.
1. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan suhu air.
 kali ini saya bakal berbagi artikel tentang  Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu

Gambar 1. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan suhu air.

2. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap Penurunan suhu air.
 kali ini saya bakal berbagi artikel tentang  Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu

Gambar 2. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap penurunan suhu air.

3. Analisis pengaruh keluaran sensor NTC terhadap kenaikan serta penurunan suhu air.
 kali ini saya bakal berbagi artikel tentang  Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu

Gambar 3. pengaruh keluaran sensor  NTC terhadap kenaikan serta penurunan suhu air


G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertajuk karakteristik thermistor serta pengukuran suhu yang bertujuan buat mempelajari karakteristik statis dari sensor suhu berupa thermistor. Keluaran yang dihasilkan oleh thermistor yaitu tahanan atau resistansi. Thermistor yakni sensor suhu tipe khusus yang memiliki resistor. Keuntungan menggunakan Thermistor yakni kecepatan reaksi sensor dalam menangkap perubahan suhu, akurasi serta pengulangan.

Pada praktikum kali ini dilakukan dua macam percobaan yaitu buat kenaikan suhu serta penurunan suhu buat mendapatkan resistansi atau tahanan yang terbaca di multimeter. Dari hasil pengukuran digunakan penaikan suhu standar atau suhu awal yaitu 280C sampai dengan 420C begitu juga dengan penurunan suhu dari 420C sampai 280C. Nilai resistansi yang diperoleh buat penaikan suhu nilai resistansi nya makin menurun yaitu 1,028 kΩ; 1,027kΩ; 1,025kΩ; 1,003kΩ; 0,950kΩ; 0,924kΩ; 0,886kΩ; 0,850kΩ; 0,825kΩ; 0,787kΩ; 0,759kΩ; 0,731kΩ; 0,703kΩ; 0,672kΩ; 0,648kΩ. Sedangkan pada penurunan suhu nilai resistansi nya makin meningkat yaitu 1,028kΩ; 1,026kΩ; 1,025kΩ; 1,007kΩ; 0,957kΩ; 0,938kΩ; 0,885kΩ; 0,859kΩ; 0,816kΩ; 0,800kΩ; 0,768kΩ; 0,745kΩ; 0,708kΩ; 0,679kΩ; 0,665kΩ. Persoalan ini dikarenakan bergantung waktu serta adanya  prinsip kesetimbangan thermal.

Pada saat proses pemanasan, makin lama waktu pemanasan bakal mempengaruhi suhu sistem sehingga suhu bakal mengalami penaikan nilai keluaran dari tahanan atau resistansi itu makin kecil begitupun sebaliknya pada suhu rendah atau penurunan. Kemudian buat alasan kedua dipengaruhi oleh kesetimbangan thermal saat enggak terjadi pemanasan maka ada dara dingin yang masuk kedalam system serta ada udara panas yang keluar dari system.

Dari analisis data dapat dilihat Jika grafik pengaruh keluaran sensor NTC terhadap penaikan serta penurunan  suhu air. Grafik pada NTC sensor thermistor yakni eksponensial dengan nilai -0,03. Berdasarkan data sheet termistor yaitu grafik yang dihasilkan berbentuk eksponensial. Oleh karna itu sensitivitas sensor sama -0,03 serta nilai R2 hampir sama yaitu buat kenaikan suhu 0,984 serta buat penerunan suhu 0,982 ini menjelaskan Jika nilai histerisis nya juga sama.

H. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat dismpulkan Jika :
Thermistor yakni sensor suhu tipe khusus yang memiliki resistor. Pada thermistor nilai keluaran nya berupa resistansi, dimana suhu digunakan 280C sampai 420C. Grafik pada NTC sensor thermistor yakni eksponensial dengan nilai -0,03. Berdasarkan data sheet termistor yaitu grafik yang dihasilkan berbentuk eksponensial dengan nilai sensitivitas yang hampir sama.

2. Saran
Diharapkan kepada praktikan buat lebih tenang selama praktikum berlangsung.


DAFTAR PUSTAKA
Mardiana, Laili. 2014. Buku Ajar Sistem Sensor serta Transduser. Mataram : Universitas Mataram.
Sari, Puspita, dkk. 2016. Pengaruh Suhu Pembakaran terhadap Karakteristik Listrik Keramik Film Tebal Berbasis Fe2O3–MnO– ZnO buat Termistor NTC. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Warsito. 2010. Analisis Resolusi Sensor Temperatur Terintegrasi IC LM35 serta Sensor Thermistor. Bandung : ITB.


Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu.
Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu.
Karakteristik Termistor Dan Aplikasinya
Laporan Praktikum Sensor.
laporan Praktikum Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu.
laporan Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu.
landasan teori Karakteristik Termistor serta Pengukuran Suhu.
sensor Termistor.

Belum ada Komentar untuk "Laporan Praktikum Sensor - Karakteristik Termistor Serta Pengukuran Suhu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel